Sabtu 09 Aug 2014 13:45 WIB

Arus Bongkar Muat Barang Sumut Turun

Pelabuhan Belawan, Medan
Foto: MATANEWS.COM
Pelabuhan Belawan, Medan

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Arus bongkar muat barang angkutan laut dalam negeri Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, pada semester I 2014 turun sekitar 15 persen, akibat dampak masih lesunya perekonomian.

"Penurunan terbesar pada arus bongkar barang yakni 15,78 persen yang menunjukkan permintaan di Sumut menurun," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien kusdiatmono di Medan, Sabtu.

Kalau di semestee I 2013, arus bongkar masih bisa sebanyak 3.391.761 ton, maka di periode sama tahun lalu tinggal 2.856.699 ton.

Melemahnya arus bongkar mengindikasikan permintaan di Sumut dan daerah sekitarnya melemah.

Melemahnya juga permintaan daerah lain sekitar Sumut mengacu pada fakta selama ini bahwa barang yang masuk di Pelabuhan Belawan juga untuk kebutuhan provinsi lain seperti Aceh.

Asumsi melemahnya juga permintaan daerah lain itu semakin menguat karena arus muat/pengapalan barang dari Pelabuhan Sumut juga turun.

Di semester I tahun ini hanya tinggal 230.310 ton dari 259.768 ton di tahun lalu.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, permintaan melemah tersebut memang sudah terlihat dari pertumbuhan ekonomi daerah itu yang juga melambat.

Pertumbuhan ekonomi Sumut semester I hanya 5,54 persen dibandingkan periode sama 2013 yang sudah 6,13 persen.

Diakui, pertumbuhan yang melambat merupakan dampak krisis ekonomi yang masih dirasakan dimana antara lain membuat ekspor turun.

"Harus ada upaya keras untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi mulai dari menekan inflasi dan suku bunga kredit perbankan," katanya.

Melihat angka semester I yang rendah, maka prediksi Pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa enam persen dinilai sulit tercapai.

Dengan prediksi itu juga, ujar Wahyu yang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka arus bongkar dan muat di Pelabuhan Belawan juga masih akan melemah hingga akhir tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement