Sabtu 09 Aug 2014 12:01 WIB

UIN akan Laporkan Teror ISIS ke Kepolisian

Rep: c70/ Red: Mansyur Faqih
Warga menandatanagi spanduk penolakan keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah atau disebut Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) di Mesjid Agung Kabupaten Tasikmalaya, Singaparna, Jawa Barat, Jumat (8/8).
Foto: antara
Warga menandatanagi spanduk penolakan keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah atau disebut Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) di Mesjid Agung Kabupaten Tasikmalaya, Singaparna, Jawa Barat, Jumat (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredarnya poster digital lowongan 'Budak Sex Pemuas Birahi Mujahidin' membuat Wakil Rektorat Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah geram.

Karena, di situ tertulis kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS) sebagai penanggung jawab dari lowongan tersebut. Tak tanggung-tanggung, bahkan Masjid UIN, Fathullah disebut sebagai lokasi pendaftaran.

"Saya akan laporkan. Bagaimana bisa kita mentolelir ISIS di Indonesia. Saya berharap pemerintah, aparat penegak hukum segera lakukan tindakan tegas, mencari dan menemukan pelakunya," kata Sudarnoto saat dihubungi Republika, Sabtu (9/8). 

Selain itu, dia berharap aparat penegak hukum dan pemerintah menindak tegas orang yang tidak bertanggung jawab. Yaitu, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sudarnoto memastikan, masjid UIN tak pernah melakukan pendaftaran tersebut. Ia bahkan kaget dan kecewa dengan beredarnya poster digital tersebut.

Menurutnya, siapa pun yang menyebarkan gambar itu, tidak punya akhlak dan moral yang baik. Mereka juga dianggap menghina lembaga UIN, lembaga pendidikan tinggi, lembaga Islam sekaligus menghina agama.

"Masjid disebut-sebut sebagai pusat pendaftarannya budak sex untuk memuaskan nafsu kaum mujahidin. Menghina agama juga menghina tempat (UIN) kita. Dia berarti tak punya sense mengenai agama yang benar," tuturnya.

Poster digital itu dianggap cara ISIS atau kelompok tertentu untuk memecahbelah umat beragama di Indonesia. Itu juga dianggap salah satu bentuk teror yang dilancarkan oleh para pendukung ISIS.

"Kalau ini dibiarkan oleh aparat penegak hukum, mereka akan terus menerus melakukan teror dalam bentuk yang lebih tidak bermartabat," ujar Sudarnoto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement