REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar acara silaturahim dengan para seniman dan budayawan di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Jumat malam.
"Kami diundang secara khusus oleh Bapak SBY," kata pengamat musik, Bens Leo, yang memberikan kata sambutan mewakili seniman dan budayawan di Istana Cipanas.
Bens Leo menuturkan banyak dari seniman yang diundang tidak pernah hadir di Istana Cipanas yang dikenal sebagai istana kepresidenan yang paling luas yaitu mencapai 26 hektare.
Ia juga mengemukakan, sebelum acara silaturahim itu Presiden Yudhoyono juga telah melakukan latihan musik didampingi dengan sejumlah komposer musik ternama di Tanah Air seperti Purwatjaraka, Dwiki Dharmawan, Fariz RM.
"Seniman yang paling dekat adalah Pak Taufiq Ismail yang juga akan membacakan tiga buah puisi sekaligus dari karya pak SBY," katanya.
Salah satu puisi SBY yang dibacakan Taufiq Ismail adalah puisi bertajuk "Taksi Jakarta" yang membicarakan tentang renungan seorang sopir taksi tentang kondisi demokratisasi di Indonesia.
Puisi kedua adalah "Reformasi Tidak Mati" yang bertutur tentang perubahan dan kondisi transisi yang telah dan sedang dijalani oleh bangsa ini agar tidak lepas kendali, dimanipulasi, apalagi dikhianati.
Sedangkan puisi ketiga berjudul "Cahaya Islam" yang bertutur tentang keindahan agama Islam yang merupakan tuntunan sejati bagi para pemeluknya.