REPUBLIKA.CO.ID,BANJARMASIN--Seluruh pimpinan daerah dan ulama di Kalimantan Selatan menyatakan menolak keras gerakan negara Islam Iraq dan Syria atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), di provinsinya.
Penolakan tersebut dikuatkan dengan pernyataan Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan paham radikalisme dan terorisme di provinsi itu, di Banjarmasin, Jumat.
Rakor yang berlangsung di Graha Abdi Persada gubernuran tersebut hadir Kapolda setempat Brigjen Pol Machfud Arifin, Komandan Korem 101 Antasari Kol Inf Suharjono dan Kepala Badan Intelejen Daerah Kalsel Brigjen TNI Okta Hendarji.
"Kita sepakat dalam pertemuan hari ini (8/8) bahwa Kalimantan Selatan nyatakan menolak Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)," ujar orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) tersebut.
Menurut dia, paham ISIS sudah dipastikan bertentangan dengan tujuan bernegara, karena mengarah menghancurkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Begitu pula di ajaran agama manapun, terlebih Islam tidak membenarkan dengan gerakan mereka (ISIS), ujar Gubernur Kalsel dua periode itu, yang juga Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tingkat provinsi tersebut.
"Semua yang hadir hari ini, dari ulama, tokoh agama, akademisi, pemerintah, TNI dan Polri menyepakati ISIS merupakan organisasi yang bertolak belakang dengan kedaulatan negara dan agama kita," tegasnya.
Dari itu, lanjutnya, seluruh elemen masyarakat Kalsel harus mewaspadai merembetnya paham radikal tersebut di daerah, dan menangkalnya dengan mulai menyiarkan bahwa paham ISIS salah, khususnya bagi generasi muda daerah.
"Sebab gerakan ISIS bertujuan merekrut para generasi muda, apalagi yang terlihat inerjik, tetapi berpengetahuan yang terbilang sempit," ucap Rudy Ariffin.
Kapolda Kalsel, Brigjen Pol Machfud Arifin kembali menyatakan, di provinsinya belum ada terdeteksi pergerakan ISIS, meski ada beberapa elemen masyarakat di daerah ini pernah tergabung dengan paham radikal tersebut.
"Selama mereka tidak melakukan hal-hal atau berkegiatan yang mengarah keterorisme, polisi tidak akan melakukan tindakan, namun terus mengawasi gerak gerik mereka," ucapnya.
Ia menyatakan, Kalsel bukan masuk provinsi yang dapat perhatian khusus terkait adanya gerakan ISIS ini, meski masyarakatnya mayoritas muslim.
"Wilayah kita sangat kondusif sementara ini, dan harus kita jaga terus," ajak jenderal polisi bintang satu itu.
Sedangkan Komandan Korem 101 Antasari, Kol Inf Suharjono menegaskan, TNI tidak akan lengah menjaga keutuhan negara ini sejengkal pun dari musuh yang hendak meruntuhkan kedaulatan NKRI.
Kepala BIN Daerah Kalsel Brigjen TNI Okta Hendardji memastikan, pihaknya belum mencium gerakan serius ISIS di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut. "Sama seperti kata Kapolda, daerah kita masih tetap aman," ujarnya.