Jumat 08 Aug 2014 09:00 WIB

Organda Yogyakarta Belum Naikkan Tarif Bus

Rep: neni ridarineni/ Red: M Akbar
Bus angkutan lebaran.
Foto: Republika/Yasin Habibi/ca
Bus angkutan lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Angkutan darat di Ygoyakarta, baik bus AKAP (Angkutan Antar Kota Antar Provinsi) maupun AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) yang tergabung dalam Organda (Organisasi Angkutan Darat), belum menaikkan tarif.

 ''Sampai saat ini dari pantauan yang telah kami lakukan pasokan solar subsidi di DIY masih tidak mengalami masalah dan lancar-lancar saja, sehingga Organda DIY belum memutuskan untuk menaikkan tarif bus,''kata Ketua Organda Yogyakarta, Agus Andriyanto, pada Republika, Kamis malam (7/8).

Sama halnya yang dikemukakan Edy, salah seorang sopir bus kota jalur dua kota Yogyakarta . Menurut dia, tarif bus kota di DIY belum naik masih Rp 3,000 per orang untuk penumpang umum. ''Untuk mendapatkan solar tetap mudah,'kata dia.

Menurut Agus, dari 92 SPBU yang ada di DIY hanya ada tiga SPBU yang dibatasi penjualan solar dari pukul 08.00-18.00. Sehingga untuk kebutuhan solar bagi bus angkutan umum di DIY masih terkendali. ''Saya sudah cek bus-bus anggota Organda DIY yang trayeknya ke luar DIY seperti ke Jawa Timur, Jakarta, Cirebon, untuk kebutuhan solarnya masih terkendali.

Mereka masih mendapatkan solar subsidi,''ujarnya.Meskipun sekarang pasokan solar subsidi masih lancar, tetapi dia tetap menolak kebijakan nasional yang membatasi penjualan solar subsidi di beberapa SPBU. Karena hal itu nantinya akan menghambat ketersediaan solar bagi moda transportasi  angkutan umum.Pada transportasi umum seperti bus itu berperan penting dalam menunjang jalannya moda ekonomi. '

'Saya tidak setuju kalau ketersediaan solar dibatasi. Lebih baik harga solar dinaikkan saja. Sehingga hitungannya lebih jelas dan kami juga bisa menghitung kembali untuk menaikkan tarif bus,''kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement