Jumat 08 Aug 2014 00:44 WIB

UIN Jakarta Proteksi Mahasiswa dari Bahaya Radikalisme

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Julkifli Marbun
UIN Jakarta
Foto: Courtesy of pb-uinjkt.org
UIN Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta akan lebih memproteksi mahasiswanya dari faham radikal. Pihak kampus akan lebih gencar melakukan sosialisasi terkait bahaya radikalisme di kampus.

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, bulan Agustus ini akan ada ribuan mahasiswa baru yang masuk UIN Syarif Hidayatullah. Untuk itu, pihak kampus akan memberi penjelasan lebih rinci tentang konsep-konsep terminologi jihad, agama, dengan melibatkan ahli tafsir dan dosen agama kepada mereka.

"Intinya pengetahuan Islam dan kebangsaan akan lebih intensif kita sosialisasikan," katanya dalam keterangan resmi di kampus UIN, Jakarta, Kamis (7/8).

Dia mengatakan, kampus UIN akan bekerjasama dengan kepolisian dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mengontrol setiap kegiatan mahasiswa termasuk kegiatan di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi lebih dini terkait bahaya faham radikal yang masuk kampus.

"Biasanya mahasiswa yang rawan itu awal tahun masuk karena tidak tahu apa-apa, itu akan diberi perhatian serius," ujar Sudarnoto.

Dia menginginkan, seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah berkomitmen pada falsafah bangsa dan ideologi Pancasila. "Kalau ada ideologi tidak jelas atau ada mahasiswa yang tidak mau mengakui Pancasila silahkan di luar kampus," katanya.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu muncul video pembaiatan anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang dilakukan di gedung kampus UIN Syarif Hidayatullah. Sudarnoto membenarkan bahwa itu terjadi di gedung Syahida Inn dan Fathulloh.

Kedua gedung itu memang disewakan untuk umum. Pihak kampus pun mengaku kecolongan atas kejadian tersebut. Ke depan, kata dia, penyewaan gedung akan lebih diperketat. "Kalau disebut kecolongan yang itu situasi psikologis yang sedang kami rasakan, UIN sudah diseret-seret di kasus ISIS," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement