Kamis 07 Aug 2014 17:46 WIB

IPW Sebut Simpatisan ISIS Ada yang Jadi Relawan Capres-Cawapres

Rep: C57/ Red: M Akbar
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S. Pane, menyatakan Polri perlu agresif dalam mencermati manuver "Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.

"Terdapat beberapa simpatisan ISIS yang menjadi relawan capres-cawapres. Jadi jangan sampai kelompok politik tertentu merekrut atau berkoalisi dengan ISIS," tutur Neta dalan rilisnya kepada Republika, Kamis (7/8).

Berdasarkan penelusuran dan penemuan IPW, lanjut Neta, ISIS semakin menyebar di wilayah Pamulang, Bekasi, Malang, Jogja, Solo, dan sebagian Sulawesi Tenggara (Sulteng).

Sosialisasi ISIS di Indonesia mulai agresif sejak dua atau tiga bulan lalu. ISIS juga berusaha masuk ke kantong-kantong kelompok radikal dan wilayah penyanggah kota-kota besar.

Menurut Neta, gerakan ISIS masih sebatas di Pulau Jawa, meskipun ISIS mulai mencoba masuk ke Pulau Sumatera melalui Lampung dan ke Sulawesi melalui perbatasan Sulteng-Sulawesi Selatan.

Tokoh-tokoh pergerakan ISIS di Indonesia umumnya adalah anak-anak muda yang usianya di bawah 50 tahun.

"Mereka mencoba masuk dan menguasai kawasan-kawasan kantong Islam radikal serta wilayah penyanggah kota-kota besar," papar Neta.

Pola pikir yang mereka kembangkan untuk menarik minat anak-anak muda untuk bergabung, jelas Neta, adalah mensosialisasikan konsep khilafah dan syahadat "Lailaha Ilallah" yang merupakan amalan Rukun Islam Pertama.

Bahkan, ungkap Neta, di beberapa daerah mereka sudah membentuk khilafah. Setidaknya, jelas Neta, ada tiga kelompok ISIS yang bergerak di Indonesia.  Kelompok pertama, masuk ke masjid-masjid untuk melakukan sosialisasi, bahkan sampai ke anak-anak di Tempat Pendidikan Alquran (TPA).

Kelompok kedua, membangun jaringan ke kelompok atau komunitas anak-anak muda, lalu merekrutnya. Kelompok ketiga, ISIS berusaha masuk dan menguasai bisnis limbah industri di kawasan-kawasan industri dan berusaha menancapkan pengaruh di lokasi-lokasi hiburan serta kawasan bisnis lainnya.

''Dengan banyaknya ormas keagamaan yang bersikap radikal di Indonesia maka sesungguhnya ISIS akan mendapat tempat tersendiri di kalangan mereka,'' ujar Neta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement