REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Resor Kota Denpasar, Bali, memastikan gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak berkembang di wilayah hukum Ibu Kota Pulau Dewata itu.
"Sampai saat ini belum ada informasi perkembangan ISIS di Denpasar," kata Kepala Polresta Denpasar, Komisaris Besar Djoko Hariutomo, Kamis (7/8).
Meski demikian pihaknya telah memerintahkan anggota kepolisian dari unsur Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) dan Intelijen untuk mengawasi dan menyelidki situasi dan kondisi di masyarakat.
Ia menegaskan pihaknya akan melakukan komunikasi dengan tokoh-tohoh agama dan tokoh masyarakat agar tidak mudah terjerumus ke dalam organisasi yang kini dianggap mengancam keamanan dunia itu oleh sejumlah negara termasuk Indonesia.
Polisi, kata dia, akan tetap melaksanakan pengetatan pengamanan di seluruh wilayah untuk memastikan tidak adanya pekembangan jaringan "Islamic State of Iraq and Syria" itu.
"Kami amankan keseluruhan wilayah, tidak spesifik kepada orang-orang tertentu tetapi keseluruhan," ucapnya.
Pihaknya akan terus mengawasi perkembangan organisasi yang dianggap radikal itu agar tidak masuk ke wilayah hukum Denpasar termasuk Bali. Ia mengharapkan apabila menemukan adanya aktivitas tersebut untuk lebih awal melakukan pencegahan.
"Kami melakukan rapat terbatas untuk memberitahukan informasi ISIS yang ada di luar Bali itu tetapi pada akhirnya masyarakat sendiri yang melakukan pencegahan perkembangan ISIS," katanya.
Organisasi radikal ISIS saat ini menjadi perbincangan dunia mengingat kiprah organisasi itu mengajak masyarakat untuk mendukung keberadaan organisasi bergaris keras tersebut.
Sedangkan di Tanah Air beredar video di situs berbagi video "youtube" terkait ajakan dari seseorang untuk bergabung ke dalam ISIS yang kini meresahkan masyarakat.