REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengerahkan ribuan kadernya untuk menangkal penyusupan yang dilakukan kelompok gerakan ISIS (Iraqi-Syria of Islamic State) Indonesia, di wilayah Tulungagung dan sekitarnya.
Pernyataan sikap dan seruan untuk mengawasi sekaligus mengidentifikasi setiap potensi gerakan sel-sel jaringan ISIS Indonesia di wilayah Kota Marmer secara resmi disampaikan Ketua GP Ansor Tulungagung, Sahrul Munir, Kamis.
Sahrul menyatakan pernyataan sikap tersebut telah disosialisasikan ke seluruh jajaran pengurus anak cabang GP Ansor yang tersebar di 19 kecamatan daerah tersebut, dan mendapat dukungan penuh dari Perguruan Silat Pagar Nusa, ormas kepemudaan lain di bawah naungan Nahldatul Ulama.
"Seluruh kader dan pengurus di daerah kami imbau untuk mengawasi mushala atau tempat ibadah di wilayah masing-masing. Jika ada yang mencurigakan, supaya segera dilaporkan," kata Sahrul Munir.
Gerakan ISIS Indonesia sejauh ini memang belum teridentifikasi masuk wilayah Tulungagung. Namun mengingat besarnya potensi Islam di daerah ini, Sahrul menyatakan organisasi GP Ansor memberlakukan status Siaga-1.
Terlebih jaringan ISIS Indonesia yang menyerukan pendirian sistem kekalifahan Islam di Indonesia saat ini telah mulai bermunculan di beberapa daerah di Jatim, seperti Malang dan Jombang.
"Hasil kajian kami mereka (ISIS) ingin menyasar masyarakat Nahdliyin yang memiliki massa terbesar di Indonesia. Target besar mereka tentu mendirikan pemerintahan sistem kekalifahan Islam dengan segala cara, termasuk berperang atas nama jihad," ujar dia.
Mengantisipasi potensi separatisme dan dogma perpecahan yang dibawa gerakan ekstremis berkedok Islam inilah, GP Ansor Tulungagung menegaskan penolakan atas kehadiran ISIS di Indonesia.
Dalam tujuh poin pernyataan sikap yang dikeluarkan, GP Ansor Cabang Tulungagung menegaskan komitmen dukungan mereka terhadap pluralisme kebangsaan serta Pancasila sebagai idiologi dasar negara Indonesia.
Sebaliknya, GP Ansor menolak kehadiran kelompok ataupun organisasi yang menyebarkan kebencian dan kekerasan sebagaimana dilakukan gerakan ISIS beserta pengikutnya.
"Kami juga mendesak kepada TNI-Polri agar lebih meningkatkan sistem pengawasan terhadap munculnya gerakan-gerakan separatis yang bisa merongrong kwibawaan dan keutuhan NKRI," tegasnya.