REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network melakukan survei terhadap dukungan Prabowo Subianto dan Joko Widodo pasca putusan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasilnya, dukungan terhadap Prabowo turun drastis dari 46,85 persen menjadi 30,39 persen.
Peneliti LSI Network Ade Mulyana mengatakan, LSI menemukan dua alasan utama sebagai penjelasan terhadap dinamika suara pasca penetapan resmi KPU. Pertama, karakter pemilih Prabowo-Hatta adalah pemilih yang ragu-ragu dan lebih mudah mengubah pilihannya.
Mereka, lanjutnya, umumnya berada di tingkat perkotaan dengan tingkat pendidikan yang baik. "Mereka percaya dengan hasil KPU dan menghormati hasil pilihan rakyat pada 9 Juli 2014 lalu," katanya dalam rilis terbaru LSI, Kamis (7/8).
Alasan yang kedua, kata dia, adalah persepsi negatif publik terhadap reaksi dan sikap pasangan Prabowo-Hatta yang dinilai kurang 'legowo' dan tidak simpatik dalam merespon hasil resmi KPU. Padahal, jauh sebelum penetapan resmi KPU, Prabowo sesumbar akan menerima apapun haasil yang diputuskan KPU.
Survei LSI ini dilakukan terhadap 1200 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,9 persen. Survei dilakukan pada awal Agustus 2014.