REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Angin kencang melanda berbagai daerah di wilayah Cirebon (Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka) dalam sepekan terakhir. Kondisi itu membuat masyarakat, terutama nelayan, harus waspada.
Kepala BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Pujiono, menjelaskan, angin kencang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang cukup tinggi antara belahan bumi selatan equator dengan belahan bumi utara equator. Untuk belahan bumi selatan, tekanannya mencapai 1.030 mb, sedangkan tekanan di belahan bumi utara mencapai 1.002 mb.‘’Perbedaan tekanan udara ini menimbulkan angin timuran yang kencang dalam beberapa hari terakhir,’’ ujar Pujiono, Kamis (7/8).
Hal senada diungkapkan Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn. Dia menyatakan, saat ini angin bergerak dari selatan Indonesia (Australia), yaitu angin Timur - Selatan menuju ke daerah utara - tenggara wilyah Indonesia (Laut Cina Selatan). ‘’Angin kencang ini melewati wilayah Indonesia, salah satunya wilayah Cirebon ini,’’ terang Faiz.
Faiz menyebutkan, kecepatan angin saat ini bisa mencapai 25 knot. Padahal, dalam kondisi normal, kecepatannya hanya 1 - 10 knot. Tiupan angin kencang itu lebih dirasakan masyarakat di pesisir Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Pasalnya, dengan kondisi geografis yang berada pada daratan rendah, tidak ada penghalang bagi angin sehingga langsung menghantam daratan.
Menurut Faiz, tingginya kecepatan angin saat ini bisa menyebabkan gelombang tinggi di laut. Dia menyebutkan, ketinggian gelombang laut di utara Indramayu dan Cirebon bisa mencapai empat meter.
Menghadapi kondisi tersebut, Faiz mengimbau nelayan yang menggunakan kapal-kapal kecil untuk sementara waktu tidak melaut terlebih dulu. Pasalnya, dengan ketinggian gelombang seperti saat ini, bisa membahayakan keselamatan nelayan.''Angin kencang ini diprakirakan masih terjadi hingga satu minggu kedepan. Tapi bisa berubah setiap saat, kita akan terus pantau,'' tegas Faiz.
Berdasarkan pantauan ROL di Kabupaten Indramayu, tiupan angin kencang terasa sepanjang hari dalam sepekan terakhir, mulai pagi hari hingga malam hari. Tiupan angin itu membuat kulit terasa kering. Sedangkan suhu udara mulai terasa menyengat sekitar pukul 09.00 WIB dan baru akan berkurang setelah pukul 15.00 WIB.