REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, menyatakan El Nino telah bergeser di Riau dari perkiraan Agustus dan September, menjadi empat bulan terakhir pada tahun 2014, sehingga provinsi tersebut harus mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan.
"Ini titik api atau hotspot dari mulai 20 Juni, mulai meningkat kemudian 20 Juli. Tapi di titik api tersebut, curah hujan sedikit. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) sebutkan, mudah-mudahan dalam pekan ini masih ada curah hujan," katanya di Pekanbaru, Rabu.
Dia menjelaskan, berdasarkan perkiraan BMKG saat ini untuk wilayah udara Indonesia bagian barat khususnya di Provinsi Riau fenomena alam yang bernama El Nino akan terjadi pada September, Oktober, November dan Desember tahun 2014.
El Nino merupakan fenomena kenaikan suhu perairan permukaan laut khususnya di Samudra Pasifik. Kenaikan suhu air laut itu dapat memengaruhi terjadinya persebaran dalam pembentukan awan hujan.