REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim Transisi Jokowi-JK berjanji akan melibatkan parpol koalisi pendukung dalam kelompok kerja (Pokja) penyusunan program. Sebab, dibutuhkan pengalaman mereka dalam merangkum semua visi misi serta bagaimana implementasi pemerintah
Deputi Tim Transisi, Hasto Kristiyanto mengatakan, bagian terpenting dari tim ini sebenarnya ada pada pokja. Ia akan menghadirkan elemen parpol koalisi untuk bekerjasama dengan sejumlah unsur lainnya dari kalangan profesional, akademisi dan mantan birokrat.
“Nanti kita pasti membutuhkan orang-orang dari Hanura dan PKB dalam pokja, karena itu bagian terpenting dalam tim ini,” kata Hasto kepada Republika usai rapat di Rumah Transisi, Rabu (6/8).
Menurut dia, pokja punya peranan untuk memetakan bagaimana visi misi Jokowi-JK selama kampanye menjadi sebuah kebijakan. Sebab hal yang menjadi prioritas seperti Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, nantinya akan menjadi produk legislasi.
Deputi lainnya, Anies Baswedan menambahkan, ia tak tahu menahu soal komposisi utama tim transisi ini, karena mereka yang sekarang ini menduduki fungsi penting merupakan pilihan Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan apa motifnya, dia mengaku tak tahu pasti.
“Saya itu pilihan Jokowi kita tak lihat latar belakang lainnya,” ujar Anies.
Pengamat Politik UIN, Gun Gun Heryanto menambahkan, pilihan tersebut perlu dipertanyakan kepada Jokowi, kenapa dari parpol hanya ada PDI Perjuangan diwakili Hasto Kristiyanto dan Nasdem Akbar Faisal. Namun menurut dia, banyaknya elemen profesional menunjukan sikap koalisi tanpa syarat.