REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub menilai keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ibarat roh jahat (setan) yang berkalung sorban, karena mengatasnamakan Islam untuk melancarkan aksi-aksi kekerasan.
"Saya pernah membuat buku 'Setan Berkalung Sorban', intinya setan itu mengecoh Muslim, kalau tidak pakai sorban tidak akan laku. Begitu juga ISIS kalau tidak pakai jargon Islam tidak akan laku," kata Ali Mustafa Yaqub di Jakarta, Rabu.
Ali menilai ISIS tidak dilahirkan dari rahim umat Islam. Karena ISIS berani menggunakan stempel Rasulullah dalam logonya. Menurut dia tidak ada umat Islam yang berani menggunakan stempel itu untuk kepentingan apapun.
"ISIS memakai logo itu, artinya ini sudah tanda di luar kewajaran," kata dia.
Dia lalu mengatakan bahwa ISIS diberitakan membunuh orang Muslim yang tidak sesuai dengan ajarannya, serta membunuh nonmuslim karena perbedaan keyakinan. Hal-hal tersebut menurut dia bukan merupakan ajaran Islam.
"Islam tidak pernah membenarkan Muslim membunuh nonmuslim hanya karena beda agama. Apa yang dilakukan ISIS berlawanan ajaran islam, apalagi dengan ajaran sunni," tegas dia.
Dia mengingatkan bahwa paham radikal layaknya ISIS kerap mencari mangsa atau kaderisasi baru, terutama anak muda yang memiliki pengetahuan agama rendah. Dia berharap seluruh umat tidak terkecoh dengan penampilan luar ISIS namun mencari tahu secara benar siapa yang ada dibalik ISIS.
"Informasi yang kami terima, ISIS itu dibelakangnya ada Al-Qaeda. Kami mengimbau ormas dan ulama islam membentengi umat dari ajaran dan paham ISIS," ujar dia.
Mustafa mengatakan masyarakat patut berterima kasih kepada pemerintah yang telah melarang paham ISIS. Sebelumnya muncul video ajakan bergabung dengan ISIS di jejaring sosial Youtube.com. Seiring pemberitaan besar terkait ajakan bergabung dengan ISIS itu, ditemukan pula mural-mural berlambang ISIS di daerah-daerah di Indonesia. ISIS ditengarai sebagai organisasi radikal yang ingin mendirikan negara Islam di Irak dan Suriah.