REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hingga kini rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x1000 megawatt (MW) di kabupaten Batang, Jawa Tengah masih menemui hambatan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat tengah melakukan koordinasi untuk mengatasi hambatan yang menghadang proyek tersebut. "Hambatannya terkait tanah pengganti, kondisi masyarakat dan sebagainya. Karena ini sudah diujung, pemerintah sudah harus turun tangan," ujarnya saat ditemui sebelum menghadiri rapat koordinasi dengan Menko Perekonomian Chairul Tanjung di Semarang, Rabu (6/8).
Menurut Ganjar, opsi yang dapat dipertimbangkan adalah melakukan penataan ulang proyek (redesign engineering) untuk proyek pembangkit listrik, yang masih terhambat masalah pembebasan lahan ini. "Jadi memanfaatkan tanah tanpa harus terganggu masyarakatnya, atau dipilih tempat yang lebih mungkin untuk dibangun," ujarnya menjelang rapat.
Hingga saat ini, masih ada sekitar 29 hektare lahan yang belum dibebaskan, sehingga menghambat pembangunan proyek senilai 4 miliar dolar AS, yang dibiayai oleh Sumimoto Mitsui Banking Cooperation dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) ini. PLN memperkirakan apabila proyek infrastruktur pembangkit listrik tenaga uap ini tidak segera terwujud, maka Jawa dan sekitarnya akan mengalami kelangkaan tenaga listrik pada 2017-2018.