REPUBLIKA.CO.ID, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, ajaran agama pada dasarnya mengajarkan prinsip-prinsip kemanusiaan. Karena itu, mendorong sebuah gerakan welas asih (Charter for Cimpassion) hingga ke level daerah.
Hal ini menjadi penting untuk menghadapi tantangan bangsa yang semakin kompleks. ”Bagaimana daerah bisa memasukkan prinsip kemanusiaan dalam setiap kebijakan, baik kebijakan ekonomi, sosial, budaya, pariwisata, pendidikan, maupun kesehatan,” tuturnya usai Piagam Welas Asih (Charter for Cimpassion), Selasa (4/8).
Dia mencontohkan, di bidang pendidikan, para pendidik berkomitmen untuk menjadikan sekolah mereka sebagai sekolah welas asih atau compassionate school. Sekolah yang bebas disktriminasi, kekerasan, aman dan nyaman bagi siswa. ”Pendidik dan pelajar bukan hanya mempelajari tapi juga mempraktikan nilai kasih sayang, cinta, dan menghargai perbedaan. Tumbuh berprestasi bersama-sama, bukan menciptakan persaingan tidak sehat sejak masa kecil,” kata dia.
Demikian juga di bidang pelayanan publik, dengan menjadi bagian dari Kota Welas Asih, birokrat di Banyuwangi secara berkelanjutan meningkatkan pelayanan dan membangun fasilitas publik yang lebih manusiawi. Program inovatif pelayanan publik telah dilakukan seperti Bayi Lahir Pulang Bawa Akta, One Stop Services, dan SMS Gateway. Ke depan, itu akan diperluas. ”Suara kritis publik diakomodasi, bisa lewat SMS Center, Twitter, maupun pertemuan-pertemuan langsung,” ujarnya dalam siaran persnya kepada ROL.
Anggota Global Compassion Council Dr Haidar Bagir yang hadir di Banyuwangi mengatakan, dengan mendatangani Charter for Compassion, Banyuwangi sudah masuk jaringan 40 kota di dunia yang sebelumnya telah menjadi Compassionate City. ”Dan ini akan menjadi platform bagi Banyuwangi untuk bekerja sama dengan kota-kota lainnya yang ada di Amerika Serikat, Eropa, Afrika, dan Asia,” ujarnya.
Ditambahkan Haidar, Banyuwangi adalah daerah pertama di Indonesia yang direkomendasikannya sebagai Kota Welas Asih. Saat ini tiga daerah lain, yaitu Jakarta, Bali, dan Bandung, sedang dalam tahap proses untuk menjadi Kota Welas Asih. ”Ini saatnya membalikkan kehidupan masyarakat yang semakin individualistik menjadi lebih humanis, daerah harus semakin pro-warganya. Ini sudah sejalan dengan program yang telah dijalankan di Banyuwangi,” ujarnya.
Dengan menjadi Kota Welas Asih, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat Banyuwangi Pertama, untuk memperkuat branding Banyuwangi. Kedua, mempunyai jaringan internasional untuk saling bertukar pengalaman dan sumberdaya dalam membangun daerah.