Sabtu 02 Aug 2014 14:20 WIB

550 Personel Gabungan Razia PKL di Monas

  Petugas Satpol PP bersama Petugas UPT Monas, TNI dan polisi menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tugu Monas, Jakarta Pusat, Rabu (30/7). (Republika/Yasin Habibi)
Petugas Satpol PP bersama Petugas UPT Monas, TNI dan polisi menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tugu Monas, Jakarta Pusat, Rabu (30/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 550 personel gabungan yang terdiri atas Satuan Polisi Pamong Praja dan TNI-Polri merazia pedagang kaki lima (PKL) yang nekat berjualan setelah Lebaran di dalam kawasan Monumen Nasional Jakarta.

"Para PKL yang nekat berjualan sudah tak punya etika, hari ini kita lakukan penertiban skala besar melibatkan 500 personel Satpol PP dan 50 dari TNI-Polri," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat Yadi di Jakarta, Sabtu (2/8).

Menurut Yadi, pihaknya lebih memprioritaskan melakukan penertiban di lingkaran dalam Monas, namun juga tidak menutup kemungkinan melakukan razia di sekitar luar Monas jika terdapat pelanggaran.

"Dari penertiban yang kita gelar sejak pukul sembilan tadi, kita berhasil mengamankan 11 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan lapak dari PKL, kita angkut dan total ada delapan truk," katanya.

Yadi menambahkan, ini merupakan tindak lanjut setelah Unit Pengelola Taman Monas sudah merasa kesulitan dalam mengatasi PKL yang memanfaatkan momentum libur Lebaran untuk berjualan. "Usai Lebaran masyarakat banyak berkunjung ke Monas, beberapa hari ini Monas terlalu berantakan karena PKL," kata Yadi.

Menurut Yadi, untuk barang hasil penertiban yang masih bisa dimanfaatkan akan dibawa ke gudang di Cakung, namun jika sudah tidak berguna akan dimusnahkan. Lebih lanjut ia mengatakan, bagi PMKS yang terjaring selama penertiban akan dilakukan pembinaan di panti sosial.

"Kita mengimbau bagi pengunjung dibiasakan tidak beli makanan dan minuman dari PKL, kan sudah ada kantin, masyarakat bisa beli di sana agar tak memicu PKL jualan dan diharapkan kondisi Monas akan lebih baik," katanya.

Sebelumnya, seorang warga Jakarta penjual kerak telur yang sudah berjualan sekitar sepuluh tahun di sekitar Monas mengatakan bahwa selama libur Lebaran, pihak pengelola memberi dispensasi bagi mereka untuk berjualan di lingkaran dalam.

"Lapak yang kami sewa saat ini sedang direnovasi, jadi kami terpaksa berjualan di lingkaran dalam Monas, tapi hanya sampai liburan Lebaran saja," kata pedagang yang enggan ditulis namanya itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement