REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, melakukan pendekatan kepada beberapa maskapai agar bersediamenambah rute penerbangan baru di Bandara H Asan Sampit.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Trigana Air, namun sampai sekarang belum ada kabarnya. Mungkin dalam waktu dekat mereka akan mengadakan penerbangan ke Jakarta dan Surabaya," ucap Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotim, Rustam Fuadi di Sampit, Jumat.
Saat ini tinggal satu maskapai yang beroperasi di Bandara H Asan yaitu Kalstar Aviation yang melayani tujuan Jakarta, Surabaya, Semarang dan Banjarmasin. Ini belum sebanding dengan tingginya kebutuhan jasa transportasi udara di daerah ini yang cenderung terus meningkat.
Sebelumnya ada maskapai lain yang juga beroperasi di Bandara H Asan yaitu Merpati Nusantara Airlines. Namun sejak awal 2014, maskapai ini berhenti beroperasi setelah kontrak kerja samanya dengan pemerintah daerah tidak dilanjutkan lagi oleh pemerintah daerah.
"Ada beberapa maskapai seperti Garuda mau terbang di Sampit, namun melihat run way masih kurang sehingga mereka belum bisa. Lion Air juga sudah survei. Kemarin Sky sudah mau masuk, tetapi juga ada kendala teknis, kita tidak tahu apa itu, padahal izinnya sudah keluar," kata Rustam.
Untuk itu, kata dia, akan dilakukan perbaikan-perbaikan terlebih dulu. Rencananya tahun depan akan ada perpanjangan landasan sehingga diharapkan bisa memenuhi standar untuk di darati pesawat yang lebih besar.
Saat ini panjang landasan mencapai 2.060 meter dan lebar 30 meter, didarati Boeing 737-500. Agar bisa didarati pesawat berbadan besar, setidaknya panjang landasan minimal 2.500 meter sehingga berarti harus ada penambahan panjang landasan.
Untuk perpanjangan landasan tersebut, perlu pembebasan lahan terlebih dahulu. Bahkan jika ingin melakukan perpanjangan hingga panjang ideal, kemungkinan perlu ada pembukaan atau pemindahan jalan yang ada.
"Ini yang masih dirumuskan karena kalau ingin lebih panjang maka jalan harus dipindah," kata Rustam.
Saat ini masyarakat mengeluh karena terbatasnya penerbangan di Sampit lantaran hanya satu maskapai yang melayani. Akibatnya, warga terkadang harus terbang melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, setelah menempuh perjalanan darat sekitar empat jam terlebih dulu untuk mencapai bandara tersebut.