Kamis 31 Jul 2014 07:39 WIB

Kejadian di Rumah JK Bukan karena Sedekah, tapi Ingin Ucapkan Selamat

Rep: c57/ Red: Joko Sadewo
 Ribuan warga berdesakan untuk bersilaturahmi di kediaman Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla, di Makassar, Sulsel, Selasa (29/7).
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Ribuan warga berdesakan untuk bersilaturahmi di kediaman Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla, di Makassar, Sulsel, Selasa (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komunikasi dan Informasi serta Hubungan Luar Negeri PP Dewan Masjid Indonesia (DMI), Hery Sucipto, menyatakan ketertiban saat 'Open House' di kediaman wapres terpilih Muhammad Jusuf Kalla (JK), di Makasar, terabaikan akibat besarnya antusiasme masyarakat.

"Antusiasme masyarakat untuk memberikan ucapan selamat kepada JK sangat tinggi, sebagai wapres terpilih yang berpasangan dengan Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi)," tutur Hery, Rabu (30/7).

Menurut Hery, warga tidak sabar  berjabat tangan dengan wapres terpilih, JK. Akibatnya, warga kurang memperhatikan ketertiban hingga berdesak-desakan dan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Hal ini terjadi akibat besarnya minat masyarakat yang ingin menyampaikan ucapan selamat itu.                 

Hery menyatakan kejadian seorang meninggal dan beberapa orang terluka dalam open house itu berada di luar kendali dan di luar kontrol petugas. "Seandainya warga bisa lebih bersabar dan tertib, saya yakin peristiwa itu tidak akan terjadi," ungkap Hery.

PP DMI bermaksud meluruskan pemberitaan di beberapa media yang menyatakan, kejadikan itu akibat warga berdesak-desakan untuk mendapatkan pembagian sedekah dari Ketua Umum DMI, JK.                                                      

Hery pun menegaskan kejadian yang tidak diduga itu murni musibah dan tidak disebabkan oleh pembagian sedekah. Hal itu terjadi akibat masyarakat yang ingin memberikan ucapan selamat kepada Pak JK.                     

Setiap tahun, jelas Hery, keluarga besar JK selalu membagikan sedekah dalam bentuk paket lebaran yang berisi, antara lain, bahan sembako. Pemberian Itu sudah berlangsung lama, sekitar 10 tahun ini. "Bahkan Pak JK berpesan, tidak usah sedekah itu diekspose ke media," ungkap Hery.

Paket lebaran itu pun setiap tahun dibagikan ke masyarakat dan kaum dhuafa melalui ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, HMI, Anshor, PII dan omas Islam lainnya.

Melalui ormas-ormas Islam, lanjut Hery, paket lebaran dari Keluarga Besar JK didistribusikan hingga ke cabang dan ranting (desa) dalam jaringan masing-masing ormas. "Untuk tahun 2014, Pak JK dan keluarga besarnya membagikan sebanyak 100 ribu paket," ungkap Hery.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement