Rabu 30 Jul 2014 19:02 WIB

Ketum PB IDI: Idul Fitri, Momentum Pertahankan Nilai Keindonesiaan

Rep: cv57/ Red: Maman Sudiaman
Zainal Abidin
Foto: dok pribadi
Zainal Abidin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin, menyatakan Idul Fitri merupakan momentum tepat untuk mempertahankan nilai-nilai Keindonesiaan dalam sila-sila Pancasila.

"Sebagai bangsa Indonesia, pilihan yang tepat ialah harus selalu memegang teguh nilai-nilai keIndonesiaan dengan stategi baru," tutur Zaenal kepada ROL, baru-baru ini.

Adapun tujuan dibentuknya NKRI, tutur Zaenal, ialah seperti dalam Pembukaan UUD 1945 yang juga harus dipedang teguh semua pihak.  Rakyat dan pemimpin Indonesia tidak perlu mencari nilai-nilai luar yang belum tentu seiring sejalan dengan nilai Keindonesiaan.

Keterlibatan Indonesia dalam pergaulan internasional, seharusnya tetap dipandang sebagai perintah dari UUD 1945 dan tujuan NKRI, yakni turut serta dalam perdamaiaan dunia. "Nilai-nilai keindonesian tidak perlu diganti oleh nilai-nilai luar seperti globalisasi dengan berbagai perangkatnya. Misalnya, individualisme, kapitalisme, dan liberalisasi," tegas Zaenal.

Seharusnya bangsa Indonesia kembali perbaharui dan teguhkan niat dan strategi untuk memperkuat ketahanan dan kedaulatan nasional berdasarkan nilai yang bersumber dari jati diri sendiri.  Bangsa Indonesia, papar Zaenal, tidak perlu silau dengan cahaya atau kilat dari luar. "Kita tidak perlu mencari lampu dari luar untuk menerangi Indonesia," jelas Zaenal. 

Bangsa Indonesia juga tidak perlu mencari kunci dari luar untuk membuka semua pintu-pintu Rumah Besar Indonesia.  Pasalnya, seluruh kunci itu ada di dalam Rumah Besar Indonesia. Kunci ini sangat cocok untuk menjaga rumah Indonesia.

Menurut Zaenal, kunci itu bahkan bisa dipakai untuk membuka pintu bila ada sesuatu yang baik dan cocok serta dibutuhkan penghuni rumah. Kunci itu juga bisa dipakai untuk menutup rapat-rapat pintu bila godaan luar mengancam keselamatan isi rumah dalam jangka pendek, apalagi jangka pannjang.

Pemimpin baru, jelas Zaenal, harus mampu mengembalikan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemenangan (fitrah) atau kemerdekaan dalam arti sesungguhnya. Pemimpin baru RI harus kembali mengajak rakyat menggali nilai-nilai keindonesiaan untuk dijadikan cahaya penerang dan kunci-kunci yang dapat membawa ke arah keadilan dan kemakmuran.

"Pemimpin baru juga wajib mengembalikan orientasi arah tujuan NKRI agar sesuai dengan konstitusi," tegas Zaenal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement