Rabu 30 Jul 2014 14:59 WIB

Pendapatan Pedagang Malioboro Menurun

Malioboro Street in Yogyakarta (illustration)
Foto: Antara/Noveradika
Malioboro Street in Yogyakarta (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pendapatan pedagang kaki lima di kawasan wisata belanja Malioboro Yogyakarta pada Lebaran 1435 Hijriah menurun dibandingkan dengan Lebaran 1434 Hijriah.

Mardiono, salah seorang pedagang aneka pakaian batik di kawasan wisata belanja Malioboro, Yogyakarta, Rabu (30/7), mengatakan dibandingkan Lebaran tahun lalu, pendapatan pada lebaran tahun ini turun sekitar 50 persen.

"Memang lebih bagus lebaran tahun lalu, kalau sekarang pendapatan bisa menurun 50 persen," kata Mardiono yang menjual aneka pakaian batik mulai Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per potong itu.

Menurut dia, momen libur sekolah yang hampir bersamaan dengan libur lebaran tahun ini sangat mempengaruhi rendahnya jumlah penjualan maupun kunjungan wisatawan di Malioboro, dibanding tahun lalu.

"Karena sebelumnya sudah ada libur sekolah, jadi aktivitas belanja masyarakat sudah banyak dihabiskan pada libur sekolah," kata dia.

Meski demikian, ia mengakui memasuki H+1 lebaran tahun ini pendapatan dari hasil penjualannya tetap mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatannya pada hari biasa.

"Memasuki lebaran memang tetap mengalami peningkatan sekitar dua kali lipat jika dibandingkan hari-hari normal," kata dia.

Sementara itu, Wahyu, penjual aksesori serta aneka kerajinan dari tempurung kelapa, juga mengaku tidak mengalami peningkatan penjualan dibanding lebaran tahun lalu. "Untuk lebaran sekarang, justru penjualan turun 20 persen dibanding tahun lalu," kata dia.

Untuk memperoleh pendapatan lebih pada Lebaran tahun ini, menurut dia, ia terpaksa menambah jam berjualan hingga pukul 00.00 WIB.

"Kalau biasanya kami buka sampai jam 10 malam, karena memanfaatkan momentum lebaran kami buka sampai jam 12 malam," katanya.

Meski demikian ia meyakini akan tetap mengalami peningkatan omzet penjualan dibanding hari biasa.

"Kalau biasanya omzet rata-rata Rp 800 ribu sampai Rp 1.000.000 per bulan, lebaran bisa di atasnya," kata dia menjual produk kerajinan mulai Rp 10 ribu hingga termahal Rp 25 ribu per unit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement