REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Aparat keamanan dari TNI/Polri diminta agar tetap siaga menjalankan tugas di wilayah pegunungan Papua.
"Kami serukan hal ini terkait penembakan yang terjadi di Lanny Jaya, salah satu daerah pegunungan Papua, Senin (28/7) hingga menewaskan dua anggota polisi. Jika aparat lengah dalam tugas maka selalu saja ada yang menjadi korban," kata pejabat sementara Kepala Komnas HAM perwakilan Papua Frits Ramandey di Jayapura, Rabu, (30/7).
Menurut dia, penyerangan penembakan yang dilakukan selama ini oleh kelompok sipil bersenjata (KSB) berlangsung secara sporadis. Dengan demikian selalu waspada dan tetap siaga.
Pergerakan KSB selalu berpindah-pindah dan ingin menguasai wilayah-wilayah tertentu lalu melakukan penembakan. Pola pendekatan yang dilakukan aparat keamanan mungkin harus diubah.
Para bupati terutama di daerah pegunungan beserta masyarakat tegas mengingatkan KSB agar lagi melakukan penembakan. "Para bupati dan masyarakat harus tolak kekerasan," ujarnya.
Sebaliknya jika masyarakat dan bupati berdiam diri dan tidak ikut berperan maka selalu saja ada penembakan. "Masyarakat dan TNI/Polri akan terus jadi korban," ujarnya.
Dia mengatakan jika tidak diingatkan maka KSB akan tetap menjastifikasi tameng masyarakat lalu berulah. Kelompok itu juga akan leluasa melancarkan aksinya.
Ia menambahkan, insiden penembakan Lanny Jaya perlu menjadi bahan evaluasi aparat keamanan dalam menerapkan pola pendekatan. "Mungkin perlu mengevaluasi pola pendekatan apa yang tepat dan dipakai," ujarnya.