REPUBLIKA.CO.ID, WAY SEKAMPUNG-- Kerusakan jalan di Kabupaten Lampung Timur di sejumlah titik semakin parah, sehingga dikeluhkan oleh warga setempat. Berdasarkan pantauan di ruas jalan Way Sekampung, Lampung Timur, Rabu, menunjukkan kerusakan jalan tersebut sangat parah sepanjang belasan kilometer dengan lubang-lubang yang cukup besar baik di sisi kiri maupun kanan jalan.
Bahkan lubang-lubang besar itu juga menganga hingga ke badan jalan sehingga pengguna jalan harus ekstra hati-hati melintasi jalan tersebut. Kondisi kerusakan jalan tersebut membuat warga setempat berinisiatif untuk menimbun jalan yang berlubang dengan menggunakan urugan tanah dan batu, namun tetap saja kembali rusak akibat terkena hujan dan intensitas kendaraan yang melintasi jalan tersebut cukup padat.
"Kami telah meminta pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan tersebut, namun hingga sekarang belum ada realisasinya," kata Edy warga Jembatan Serong, Way Sekampung.
Ia mengatakan bahwa kerusakan jalan tersebut bertambah parah mengingat kendaraan yang melintas tidak hanya kendaraan roda dua dan empat tetapi juga truk pembawa hasil bumi. Sempitnya jalan juga membuat kendaraan tidak bisa memacu kendaraannya dengan kencang ditambah kondisi jalan yang rusak parah.
"Pengemudi harus berhati-hati melintasi jalan terutama pada malam hari karena kerusakannya sangat parah," jelasnya.
Sementara warga antara Kecamatan Braja Selebah dengan Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur, juga mengeluhkan kondisi kerusakan jalan di sepanjang 12 kilometer. "Sudah empat tahun kondisi jalan rusak, lebih-lebih pada saat musim hujan seperti sekarang ini banyak lubang yang digenangi air membuat kami harus memilih jalan takut terjebak lubang yang terlalu dalam," kata Danang, warga Kecamatan Braja Selebah di Lampung Timur, Sabtu.
Ia meminta pemerintah daerah agar dapat lebih peka terhadap kepentingan umum, mengingat jalan ini sebagai penunjang perekonomian masyarakat daerah setempat. "Saya meminta agar pemerintah Lampung Timur memprioritaskan pembangunan jalan, bagaimana akan tercipta pemerataan ekonomi, jika dari segi sarana saja tidak diperhatikan," ujarnya.
Menurut pedagang yang memiliki kios di pasar Srigading Lampung Timur itu, jarak tempuh untuk menuju kios miliknya memerlukan waktu sekitar satu jam lebih lama dibandingkan dengan kondisi jalan sebelum rusak.
Sehingga, lanjutnya, kondisi seperti ini sangat merugikan baginya maupun pengguna jalan lainnya. Sunar pedagang ikan mengatakan hal serupa terkait kondisi kerusakan jalan pada saat ini. Ia mengatakan, kerusakan jalan tersebut sudah sering diukur bahkan di foto oleh pihak terkait, namun, sampai hingga kini belum ada realisasi perbaikan jalan tersebut.