REPUBLIKA.CO.ID, SINGKAWANG -- Warga Kota Singkawang, Kalimantan Barat, kini mulai kesulitan air bersih setelah tiga minggu terakhir hujan tidak turun di kota berjuluk "Seribu Kelenteng" itu. Pantauan di Singkawang, Selasa kemarin, kendaraan bak terbuka terlihat hilir mudik mengangkut air bersih menggunakan tangki beragam ukuran mulai satu kubik hingga empat kubik. Jumlahnya sejak pagi diperkirakan mencapai ratusan unit.
"Suplai dari PDAM Singkawang susah, bahkan tidak ada airnya," kata Heri, seorang warga di Sekip Lama, Singkawang.
Ia bersyukur mempunyai sumur bor sehingga masih memiliki persediaan air bersih. Di Jalan Jenderal Sudirman, kondisi serupa juga dialami warga. "Kalau tidak disedot menggunakan mesin pompa, air tidak akan mengalir," kata Satijah, warga setempat.
Padahal biasanya air dari PDAM Singkawang mengalir deras tanpa perlu disedot mesin pompa. Syaiful, menjual air bersih menggunakan tangki berkapasitas empat meter kubik. "Harganya Rp250 ribu," kata dia.
Namun ia tidak bisa serta mengantarkan permintaan air bersih. "Untuk hari ini masih ada dua tempat yang belum diantar. Paling cepat besok baru bisa," kata Syaiful. Sementara Anita, menjual satu kubik air bersih seharga Rp60 ribu. Namun, harga tersebut masih tergantung oleh jarak pemesan.
Ia terkadang mengambil air di kawasan Hang Moy, Singkawang Timur. Letaknya di kawasan perbukitan yang ada di Singkawang Timur. Hang Moy juga menjadi sumber air bagi PDAM Singkawang. "Tapi sekarang antre cukup lama, air pun semakin sedikit," kata Anita.