Senin 28 Jul 2014 06:01 WIB

Jokowi Diyakini Dorong Dialog Jakarta-Papua

Joko Widodo (kiri) mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H ketika rekaman gambar dengan sejumlah stasiun televisi di kediamannya di kawasan Sumber, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (26/7) malam.
Foto: antara
Joko Widodo (kiri) mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H ketika rekaman gambar dengan sejumlah stasiun televisi di kediamannya di kawasan Sumber, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (26/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura yakin, Joko widodo (Jokowi) akan mendorong dialog Jakarta-Papua.

"Saya pastikan, kemenangan Jokowi itu akan membuat realisasi undang-undang pemerintahan Papua itu cukup lama. Bahkan kemungkinan besar Jokowi akan meninggalkan undang-undang itu dan mendorong dialog Jakarta-Papua diutamakan," kata akademisi dari FISIP Uncen Jayapura Mariunus Yaung di Jayapura, Sabtu (26/7).

Ia meyakini dorongan itu karena sebagai merupakan tim sukses Jokowi. Bahkan, terlibat dalam pembelaan hukumnya.

Karenanya, ia yakin dialog yang didambakan warga Papua akan segera terealisasi. "Saya bisa pastikan bahwa hampir 90 persen kemungkinan nantinya mantan wali kota Solo itu mendorong dialog," katanya.

Dalam dialog itu, paparnya, salah satu agenda yang akan dibicarakan adalah keberadaan undang-undang pemerintahan Papua yang sementara didorong oleh pemerintah Papua. 

Undang-undang tersebut merupakan salah satu rekonstruksi undang-undang otonomi khusus Papua dengan konsep undang-undang pemerintahan Papua.

"Undang-undang itu akan menjadi salah satu agenda penting dalam dialog nantinya. Itu akan dikerjakan oleh presiden terpilih Jokowi ke depan," ujarnya.

Dalam 100 hari kerja nantinya, ujar dia, Jokowi akan kembali mengunjungi Papua. Juga akan menyampaikan pendapat terkait dialog yang diharapkan kedua belah pihak dapat menyelesaikan sejumlah persoalan di wiyalah paling timur itu. 

"Entah percaya atau tidak percaya, Jokowi akan lakukan hal ini," katanya.

Sejumlah persoalan di daerah tertimur itu terus menumpuk. Penyelesaiannya pun terus dituntut oleh masyarakat namun belum tuntas. 

Saat ini penyelesaian masalah Papua harus melalui jalan damai yakni dialog sebaliknya tidak dengan kekerasan.

"Orang Papua sudah bosan dengan jalan kekerasan. Masyarakat menganggap solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan yakni melalui dialog," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement