Ahad 27 Jul 2014 10:57 WIB

Harga Daging Melonjak, Kaum Ibu Mengeluh

Salah seorang pedagang daging sapi.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono/ca
Salah seorang pedagang daging sapi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG – Para ibu dan kaum wanita di Bandarlampung mengeluhkan kenaikan harga daging sapi menjelang Idul Fitri 1435 Hijriah yang terus meningkat.

Mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk menekan harga komoditas penting itu agar tidak semakin mahal.

Menurut sejumlah ibu konsumen daging sapi di Bandarlampung, hingga dua hari

menjelang Lebaran tahun ini pada Sabtu (26/7), harga daging sapi telah mencapai Rp 115 ribu-Rp 120 ribu per kg.

Padahal, sebelum Ramadan, harga daging sapi itu masih bertahan di kisaran Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kg.

Harga daging sapi yang mahal itu, menurut Ny Nurwati, mencemaskan bagi konsumen khususnya yang berpendapatan pas-pasan. Apalagi saat Lebaran daging merupakan salah satu konsumsi utama umumnya keluarga saat merayakan hari kemenangan.

Keluhan serupa disampaikan Ny Lia, semula dia berencana membeli beberapa kg daging sapi untuk persiapan berlebaran, namun setelah mengetahui harganya makin tinggi dia terpaksa mengurangi pembeliannya.

Para konsumen itu mengkhawatirkan, sehari menjelang Idul Fitri (Ahad, 27/7), harga daging sapi masih akan naik melampaui Rp 130 ribu per kg. "Kalau tidak ada yang mengendalikan, pedagang bisa saja menaikkan lagi harga daging sapi menjadi di atas Rp 120 ribu per kg saat ini," ujar Ny Lia.

Sejumlah ibu-ibu warga Bandarlampung mengaku, untuk mengantisipasi kenaikan harga daging sapi yang dipastikan selalu terjadi menjelang Lebaran itu, antara lain dengan mengombinasikan menu lauk pauk saat berlebaran tidak melulu olahan daging sapi.

Kombinasi lauk yang disiapkan selain daging sapi, adalah ayam potong, ayam kampung maupun menu lauk alternatif yang tidak kalah lezat lainnya.

Namun, beberapa hari menjelang Lebaran harga ayam kampung juga melonjak. Umumnya mencapai antara Rp 150 ribu per ekor ukuran sedang, dan makin mahal untuk ukuran ayam kampung lebih besar.

"Ya, apa boleh buat, kalau daging sapi dan ayam kampung mahal, masih bisa diganti dengan ayam potong yang lebih murah harganya walaupun ikut naik juga harganya sekarang ini," ujar Ny Nurwati.

Kenaikan harga daging sapi itu nyaris merata di Provinsi Lampung. Bukan saja di Kota Bandarlampung sebagai ibu kota provinsi tapi juga di beberapa kabupaten, seperti Lampung Timur dan Waykanan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement