Ahad 27 Jul 2014 08:10 WIB

Pasokan Ayam ke Bandung Terhambat Arus Mudik

Ayam potong, ilustrasi
Ayam potong, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengeluh minimnya pasokan ayam potong akibat terhambat kepadatan jalan oleh arus mudik lebaran.

"Pasokan ayam mulai terhambat tiga hari jelang lebaran Idul Fitri, padahal permintaan dari konsumen melonjak sehingga hal tersebut memicu kenaikan harga tingkat eceran," kata Jaja salah seorang pedagang daging ayam di pasar Majalaya Kabupaten Bandung, Sabtu (27/7).

Kiriman ayam dari peternak sebelumnya memasuki H-7 masih normal, kata dia, karena perjalanan dari kandang ternak ayam menuju pasar normal, sehingga persediaan mencukupi. Selain itu pesanan belum terjadi lonjakan.

Ia menuturkan, biasanya dikirim sekitar 300 kilogram ayam potong setiap hari, kini sejak hanya dipasok sekitar 150 kilogram, karena harus dibagi dengan pedagang lain padahal permintaan pasar cukup tinggi.

Pedagang khawatir persediaan daging ayam potong di Kabupaten Bandung tidak mampu memenuhi permintaan konsumen, kata dia, akibat pasokan dari peternak terlambat. Harga pasti melonjak.

Sementara itu Kuniadi pedagang lain mengaku, pasokan ayam potong dari peternak terhambat kemacetan arus lalu lintas di jalur selatan Nagreg, akiab puncak arus mudik, sehingga persediaan daging ayam tersebut terbatas padahal H-1 pesanan cukup tinggi.

Ia mengatakan, persediaan daging ayam dikhawatirkan tidak mampu memenuhi permintaan pasar, karena pasokan tertahan arus mudik lebaran, sebelumnya sudah menyimpan daging ayam tapi pesanan cukup tinggi, sehingga menunggu kiriman.

Tata petugas pemeriksaan angkutan hewan di perbatasan Bandung-Tasikmalaya mengaku, angkutan ternak seperti sapi, ayam, kambing, terhambat akibat arus mudik lebaran.

Diperkirakan mereka terjebak arus mudik di jalur Nagreg, kata dia, sehingga truk yang melintas jumlahnya terbatas memasuki H-3 dibandingkan H-7, dampaknya pasokan daging ayam dan sapi akan terhambat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement