REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para pedagang di jalur selatan Nagreg mengaku arus mudik lebaran Idul Fitri mampu mendongkrak penjualan oleh-oleh khas Bandung. "Arus mudik Lebaran mampu mendongkrak penjualan oleh-oleh Khas Bandung, seperti borondong, dodol, ubi bakar Cilembu, tape singkong. Omzet makanan tersebut naik hingga 200 persen," kata Yayat, salah seorang pedagang oleh-oleh khas Bandung di Nagreg, Sabtu (26/7).
Menurut dia, tingginya volume kendaraan yang melintasi jalur selatan Nagreg saat mudik Lebaran membawa berkah bagi para pedagang oleh-oleh, sehingga Idul Fitri 1435 Hijriyah cukup menggairahkan dibandingka dengan tahun sebelumnya. "Memasuki H-7 penjualan oleh-oleh khas Bandung mulai meningkat, kini H-2 (jika Idul Fitri jatuh pada Senin, 28 Juli) cukup menjanjikan, biasanya dalam satu hari meraup Rp2 juta mudik Lebaran bisa mencapai Rp6 juta," katanya.
Sementara itu Nana, pedagang lain oleh-oleh khas Bandung, mengaku omzet penjualan memasuki H-2 cukup tinggi dibandingkan H-7. Kini ia mampu mendapatkan uang Rp7 juta, sebelumnya paling hanya Rp2 juta setiap hari. "Arus mudik Idul Fitri 1435 Hijriyah volume kendaraan yang melintasi jalur Nagreg cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, hal itu membantu omzet penjualan pedagang oleh-oleh khas Bandung," katanya.
Kasat Lantas Polres Bandung AKP Eko Munarianto kepada wartawan di Bandung mengatakan volume kendaraan terus meningkat, arus lalu lintas keluar gerbang tol Cileunyi mengarah jalur Selatan Nagreg padat merayap, sejak H-3 diperkirakan pemudik masih terus mengalir.
Memasuki H-4 hingga H-3 kepadatan arus mudik melalui jalur selatan Nagreg mulai terasa, kata dia. Pemudik roda dua cukup mendominasi dibandingkan kendaraan roda empat, sedangkan rombong bus terus mengalir.