REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyoroti berlarut-larutnya proses Pilpres 2014. Meski secara umum tidak ada gangguan keamanan, pihaknya tetap menerjunkan ribuan prajurit di lapangan. Tujuannya untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin terjadi.
Meski keadaan sudah kondusif, ia mengingatkan agar kedua kubu bisa saling menahan diri. "Imbauan Mabes TNI, jangan berlebihan. Baik yang menang maupun yang kalah jangan berlebihan," kata Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (23/7) malam WIB.
Menurut Moeldoko, kubu yang menang dan yang kalah tidak perlu larut dalam euforia. "Yang menang jangan merayakan, tidak tepat dilihat teman kita. Yang kalah juga jangan sampai keluar dari rambu-rambu hukum," ujar mantan wakil gubernur Lemhannas itu.
Moeldoko mengungkap, berdasarkan analisisnya, tensi persaingan politik sebenarnya sudah menurun. Dia bersyukur, Pilpres 2014 dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Pun proses rekapitulasi dan penetapan pemenang yang dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri juga mengandung banyak manfaat. Hanya saja, tetap perlu diwaspadai potensi munculnya gejolak keamanan di masyarakat.
"Masyarakat sudah cukup lelah dalam kehidupan berpolitik. Masyarakat sekarang lebih menyiapkan diri Lebaran. Mereka ke luar kota untuk bergabung dengan keluarganya. Kita berharap situasi ini terpelihara terus," kata Moeldoko.