REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jenderal TNI Budiman angkat bicara soal berita pemberhentian dia sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Budiman, tidak ada motif politik di balik pemberhentian tersebut. Budiman juga menyanggah dengan tegas kabar bahwa SBY marah terhadap dia.
"Tidak sama sekali, saya tidak pernah melakukan hal-hal itu. Saya adalah kesatria dan bukan tipe penghianat. Saya hanya berjalan di garis yg lurus dan benar. Itu saja," ujar Budiman, dijumpai para wartawan seusai gelar apel siaga pengamanan pilpres di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (22/7).
Budiman mengaku, dia belum mendengar banyak soal pergantiannya. "Saya belum tahu apa-apa, itu baru penyampaian panglima TNU dan belum ada surat apa-apa. Tidak tahulah pokoknya," kata dia.
Pemberhentian Budiman mulai ramai menjadi perhatian media karena dua bulan lebih awal dari yang seharusnya (25 September 2014). Diberitakan, serah terima jabatan akan dilakukan pada 25 Juli mendatang.
Selain itu, isu pemberhentian Budiman cukup mengundang rasa heran karena dilakukan dalam suasana pengamanan pemilihan presiden.
Sebelumnya, SBY sempat melayangkan kritik terhadap para purnawiranTNI-Polri yang menarik-narik perwira aktif untuk ikut berpolitik di dalam pemilihan presiden. Dengan isu tersebut Budiman kemudian dikaitkan.