REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Memasuki H-7 atau Senin (21/7) menjelang Idul Fitri 1435 H, pemudik yang singgah dan berangkat dari Terminal Induk Rajabasa Bandar Lampung, mulai ramai. Pemudik yang tiba di terminal didominasi penumpang berasal dari Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni.
Pantauan Republika di Terminal Induk Rajabasa, Kota Bandar Lampung, pemudik yang turun dari bus rata-rata berasal dari Pelabuhan Bakauheni. Mereka terus melanjutkan perjalanan menuju kampung halamannya di daerah-daerah di Lampung. Sedangkan pemudik asal luar provinsi Lampung masih terlihat lengang.
Suasana terminal terbesar di Lampung ini, masih terlihat normal. Para penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan mudik tidak mengalami kesulitan karena penataan bus yang berangkat sudah sesuai tujuan.
"Sekarang sudah enak, mau ke mana sudah ada tempat-tempat busnya, beda sama dengan dulu kacau dan banyak calo," tutur Aji, warga Bandar Lampung, yang bersekolah di Bogor.
Republika menyaksikan calo-calo Terminal Rajabasa sudah tidak terang-terangan lagi menarik calon penumpang untuk membeli tiketnya. Para calo terminal meski masih ada, namun praktiknya dilakukan dengan cara persuasif dengan calon penumpang.
Pada tahun-tahun sebelumnya, calo terminal di tempat ini terkesan kasar dan bahkan sering terjadi keributan dengan calon penumpang. Calo yang bergerombol tersebut selalu menarik calon penumpang dan langsung membawa tas atau barang bawaan penumpang.
Saat ini, Terminal Rajabasa sudah berdiri pos keamanan bersama di depan gerbang terminal bus. Pos ini berisi petugas keamanan terminal, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, dan instansi terkait.
Sedangkan pos polisi berada di dalam terminal. Pengelola terminal juga menyiapkan Pos Kesehatan 24 Jam. Pemudik dapat memeriksakan kesehatan selama perjalanan kapan saja. "Sudah ada pos keamanan dan pos kesehatan buka 24 jam dalam terminal," kata Yanto, petugas keamanan terminal.