REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setelah diresmikan operasionalnya sepekan yang lalu "underpass" Kebun Raya Bogor menjadi fasilitas yang menarik untuk dilewati dengan hadirnya 13 lukisan karya seniman Kota Bogor, Jawa Barat. Seperti galeri lukisan di bawah tanah.
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, lukisan-lukasi berukuran besar tersebut merupakan hasil karya seniman Bogor.
"Nanti yang dipanjang di sini tidak hanya lukisan, kita kasih ruang untuk warga Bogor dan seniman lainnya untuk berkreativitas, bisa jadi foto-foto "selfie" atau karya seni lainnya," ujar Bima dalam aksi bersih "underpass" Kebun Raya Bogor, Ahad (20/7).
Bima mengatakan, ke depan akan diatur program agar galeri "underpass", lengkap dengan jadwal maupun tema yang akan dipajang. Dirinya meminta komunitas pelukis maupun seniman Bogor bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengelola galeri "underpass" KRB tersebut.
"Kita akan atur jadwalnya secara periodik, ditukar temanya, apakah sebulan sekali, bisa jadi yang dipajang tidak hanya lukisan, karya seni maupun grafiti juga bisa," ujar Bima.
Bima mengatakan, galeri "underpass" tersebut terbuka gratis bagi komunitas yang ingin memmaerkan karya seninya.
Ia pun mengundang masyarakat, atau pelajar yang hobi corat-coret untuk menyalurkan karya seninya dengan melukis di kanvas lalu dipajang di galeri "underpass".
"Harapan kita dengan adanya galeri ini dapat menarik sebanyak-banyaknya minat masyarakat menggunakan fasilitas penyeberangan ini," kata Bima.
Keberadaan galeri "underpass" KRB disambut baik oleh Dewan Kesenian Bogor.
Anggota Dewan Kesenian Bogor, Koko Kosasih mengatakan, pihaknya sangat mendukung hadirnya galeri "underpass" sebagai ajang penyaluran krativitas bagi para seniman. "Tapi kami ingin memastikan adanya jaminan keamanan, agar lukisan yang dipajang disini tidak dirusak apalagi sampai dicuri," ujar Koko.
Koko mengatakan, sampai saat ini belum ada kejelasan pengelolaan galeri seni "underpass" oleh siapa.
Pihaknya masih mempertanyakan siapa pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola galeri "underpass" sehingga dapat diatur masa pameran, teman pameran dan sebagainya.
"Sampai saat ini belum ada kepastiannya, apakah dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama komunitas seniman, atau seperti apa belum ada," kata Koko.
Namun, Koko mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Bogor mengaktifkan kembali "underpass" KRB dengan melengkapi fasilitas galeri seni. Menurut dia, galeri "underpass" di Indonesia yang pertama baru ada di Kota Bogor.
"Di Kota lain ini belum ada. Ini menjadi sarana apresiasi masyarakat untuk mengenal seni rupa," kata Koko.