REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) perlu dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah kuota BBM lagi tahun ini.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan konsumsi BBM dalam enam bulan terakhir mencapai mencapai 22,9 juta kiloliter, atau hampir separuh dari target konsumsi 46 juta kilo liter. Ia berharap target ini tidak meleset.
"Kalau meleset, mudah-mudahan sedikit. Jadi tinggal ditahan-tahan sedikit (ketika mudik). Setelah Lebaran kita kendalikan lagi," katanya akhir pekan ini.
Anggaran subsidi BBM tahun ini pada APBN-P mencapai 246,49 triliun. Sebelumnya anggaran subsidi BBM ditetapkan Rp 210,6 trilun. Sementara itu, subsidi BBM mencapai Rp 100,8 triliun atau 47,9 persen dari pagu APBN.
Pemerintah menurut dia telah menyiapkan langkah agar sisa kuota BBM yang ada cukup hingga akhir tahun. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun, dikatakan masih optimis kuota yang ada mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.
Sebelumnya Pertamina memperkirakan bahwa BBM akan habis sekitar 19 Desember 2014. Volume BBM tidak bisa ditambah karena sudah ditetapkan dan disepakati semua pihak.
Askolani menambahkan, anggaran BBM bisa ditambah dalam keadaan khusus, seperti pelemahanan rupiah. Namun hal ini hanya bisa dilakukan jika pemerintah masih punya dana.
"Anggaran itu bisa ditambah kalau kursnya lemah, ICP (Indonesian Crude Price) tinggi. Tapi tidak untuk volume. Anggaran bisa ditambaha kalau kita punya uang, itu sudah kesepakatan di UU," kata Askolani.