Kamis 17 Jul 2014 20:44 WIB

Konsumsi Ikan Masyarakat Indonesia Rendah Karena Mitos Ini

Rep: c78/ Red: Agung Sasongko
Nelayan memilah ikan di tempat penjualan ikan seusai bongkar muat kapal nelayan di Muara Baru, Jakarta, Ahad (6/5).
Foto: Antara
Nelayan memilah ikan di tempat penjualan ikan seusai bongkar muat kapal nelayan di Muara Baru, Jakarta, Ahad (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Angka konsumsi ikan pada masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan riset Forum Peningkatan Konsumsi Ikan, masyarakat Indonesia sampai hari ini baru mengonsumsi 54 gram per hari per kapita.

"Memang terjadi peningkatan karena dulu konsumsi ikan kita hanya 25 gram per hari perkapita," kata Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Djoko Maryono usai menyampaikan materi tentang kelautan di hadapan ratusan yatim peserta pesantren kilat Orphanship Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada Kamis (17/7). Padahal idealnya, konsumsi ikan suatu negara perharinya 200 gram.

Dokter Ahli penyakit dalam ini menambahkan, di Jepang yang masyarakatnya sudah tradisi makan ikan pun, baru mencapai 100 gram tingkat konsumsi ikan per hari perkapitanya.

Maka dari itu, lanjut dia, masyarakat perlu disadarkan lagi akan pentingnya makan ikan. Ia pun tak bosan berkampanye agar masyarakat gemar makan ikan, termasuk kepada para peserta Orphanship. Lagi pula, Indonesia merupakan negara maritim dengan perolehan ikan laut yang melimpah.

Rendahnya konsumsi ikan, lanjut dia, disebabkan budaya masyarakat yang belum terbiasa makan ikan, didukung oleh mitos tentang dampak buruk makan ikan. "Ada mitos kalau makan ikan itu bisa cacingan atau gatal-gatal," paparnya. Padahal, lanjut dia, makan ikan bisa mencerdaskan, menyehatkan serta menguatkan fisik.

Dijelaskannya, pada ikan terdapat 22 protein dan asam amino yang sangat baik untuk tubuh. Dalam ikan juga terkandung omega 3, 6 dan 9 serta antioksidan penangkal virus. Selain itu, kalsiumnya juga tinggi. Kekurangan makan ikan, lanjut dia, akan mengakibatkan kelahiran anak autis, berat badan kurang dan pertumbuhan yang lambat. akibat kekurangan makan ikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement