Kamis 17 Jul 2014 17:57 WIB

Saksi: Nazaruddin Bukan Pemesan Kamar untuk Kader Demokrat

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Joko Sadewo
Terdakwa kasus korupsi proyek pembangunan sarana dan prasarana olahraga Hambalang, Anas Urbaningrum mendengarkan keterangan para saksi saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kamis (17/7). (Republika/Agung Supriyanto).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Terdakwa kasus korupsi proyek pembangunan sarana dan prasarana olahraga Hambalang, Anas Urbaningrum mendengarkan keterangan para saksi saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kamis (17/7). (Republika/Agung Supriyanto).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Sidang kasus Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum kini tengah fokus membahas Kongres Partai Demokrat (PD) 2010 silam. Penyelenggaraan kongres ini masuk ke dalam materi persidangan karena diduga dibiayai oleh uang dari hasil korupsi proyek Hambalang.

 

Di dalam persidangan, saksi dari Direktur PT Bandung Excellent Dwitama Tours and Travel, Pujiningtyas menyebutkan pihak pemesan hotel tempat kader PD menginap tiga hari selama kongres Mei 2010 itu adalah Pasha Ismaya Sukardi, bukan Nazaruddin. Pasha adalah anggota Komisi VI DPR RI bidang anggaran 2009-2014 dari Fraksi Partai Demokrat.

“Waktu itu Pak Pasha pesan 150 kamar, hotel apa saja yang penting di daerah Pasteur, Bandung,” ujar Puji di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Kamis (17/7).

 

“Berapa hotel yang disewa ?,” kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK.

 

“Empat hotel, semua berdekatan,” ujar Puji.

 

Dijelaskan Puji, hotel-hotel tempat kader PD menginap adalah Hotel Garden Permata, Hotel Aston Primera Pasteur, Hotel Grand Aquila dan Hotel Topas Galeria.

 

“Berapa biaya sewa di sana semuanya ?,” tanya JPU KPK lagi.

 

“Dibayar oleh Pak Tomo dan Herlas sebesar Rp 2,6 miliar, semua cash,” kata Puji.

 

Puji menambahkan, Munadi Herlambang juga sempat memesan sejumlah kamar untuk para pendukung PD saat menghadiri kongres. “Itu lewat transfer, saat akan jatuh tempo pembayaran,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Nazar pernah menyebut bahwa hotel-hotel di Bandung dipesan olehnya agar dapat mengakomodir pendukung Anas dalam satu lokasi. Namun di persidangan ini, saksi lainnya dari pihak event organizer (EO) Manajer Pemasaran PT Sarana Bangun Cipta (SBC) Rio Abdulrahman mengatakan, tidak ada penempatan kader sesuai pendukungnya masing-masing.

 

“Kami bertugas mengantar peserta kongres dari hotel ke lokasi, tidak ada petunjuk jelas, semua yang pakai jas demokrat kami angkut,” kata dia.

 

Rio juga mengaku tidak dapat memastikan apakah para pengguna jas ini merupakan peserta kongres atau bukan. “Ada tanda identitas bahwa mereka peserta kongres ?” tanya Anas saat mendapat sesi tanya saksi.

 

“Tidak ada,” kata Rio.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement