Kamis 17 Jul 2014 11:16 WIB

Tangerang akan Tambah Sekolah Negeri

Rep: c80/ Red: Muhammad Hafil
PasanganWali Kota dan Wakil Walikota Tangerang terpilih  Arif Wismansyah dan Sachrudin
Foto: Republika/Yasin Habibi
PasanganWali Kota dan Wakil Walikota Tangerang terpilih Arif Wismansyah dan Sachrudin

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Walikota Tangerang berencana membangun sekolah negeri tambahan yang di rasa masih kurang. Masyarakat kota Tangerang mengeluhkan minimnya jumlah sekolah negeri baik tingkat SMP maupun SMA/K yang membuat ribuan calon siswa tidak terserap untuk mendapatkan program pendidikan gratis seperti yang selalu di gembar -gemborkan selama ini. 

Menanggapi pertanyaan tersebut, Walikotapun menjelaskan bahwa Pemkot berencana akan menambah beberapa sekolah SMK dan SMP. 

“Kami lagi menginventarisir lahan fasos fasum yang bisa dijadikan lokasi pembangunan sekolah,”kata Walikota Tangerang, H arief R Wismansyah saat menghadiri Safari Ramadhan di Masjid Nurul Iman, Jl. Prof.DR.Hamka Kelurahan Larangan Selatan Kecamatan Larangan, Selasa (15/07) malam.

Arief mengatakan Masyarakat harus memahami bahwa program ini hanya bagi masyarakat yang kurang mampu agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan dan tidak putus sekolah.

Selain itu, kata Arief, program pendidikan gratis ini juga dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan di kota Tangerang.

"Adanya program Tangerang Cerdas diharapkan mampu memutuskan mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kualitas SDM,"ujarnya.

Kuota bangku SMP dan SMA Negeri di Kota Tangerang untuk tahun ajaran 2014 terbatas, sehingga dipastikan lulusan SD dan SMP yang ada tidak bisa tertampung seluruhnya.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang, jumlah lulusan tingkat SMP dari sekolah negeri dan swasta tahun ini ada sebanyak 24.716 murid. Namun kuota bangku untuk SMA/SMK negeri sekitar 6000 murid dari jumlah sekolah 15 SMA dan 9 SMK.

Jumlah lulusan dari SD negeri dan swasta ada 30.920 murid. Sementara SMP negeri hanya bisa menerima 9000 murid, dengan jumlah sekolah sebanyak 24 SMP.

Penambahan sekolah ini juga karena penerimaan Siswa Baru yang menggunakan sistem domisili, yaitu sebesar 30 persen bagi warga sekitar sekolah. Namun, hal tersebut terkendala oleh tidak meratanya jumlah sekolah negeri di masing - masing kecamatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement