REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingati Nuzulul Quran 1435 Hijriah di Istana Negara, Rabu malam (16/7). Dalam ksempatan itu, Presiden mengatakan peringatan Nuzulul Quran tahun ini terasa istimewa karena Indonesia tengah menjalankan proses demokrasi untuk memilih pemimpin yang baru melalui Pemilihan Umum Presiden 9 Juli 2014.
Ia pun mengajak Nuzulul Quran dijadikan momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta lebih mendalami dan mengkaji nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Quran.
"Insya Allah menjadi penyejuk bagi suhu politik yang belakangan ini cenderung menghangat di negeri kita. Melalui peringatan Nuzulul Quran ini pula mudah-mudahan bangsa kita tetap dan makin rukun dan bersatu," ujar Presiden.
Menurut Presiden, dalam suasana kehidupan politik pasca pemilihan presiden dan wakil presiden, seluruh elemen masyarakat berkewajiban merajut kembali ikatan sebagai sebuah bangsa yang bersatu, yang beberapa saat lalu sempat terganggu.
"Kita harus menghentikan permusuhan diantara kita serta sekaligus menjauhkan diri dari fitnah dan sikap berburuk sangka kepada sesama anak bangsa," kata Presiden.
Apalagi, Alquran mengajarkan umat manusia agar menjauhi sifat berburuk sangka dan menggunjingkan hal-hal yang dapat merusak persatuan dan persaudaraan. Selain itu, Al Quran juga mengajarkan pentingnya klarifikasi terhadap berbagai informasi sehingga menjadi jelas duduk perkaranya.
"Jangan sampai persatuan dan persaudaraan kita menjadi terganggu oleh berita-berita dan opini yang tidak benar dan menyesatkan," kata Presiden.