REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan peringatan Nuzulul Quran hendaknya dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki dan meningkatkan interaksi umat Islam terhadap Al Quran. Interaksi tersebut bukan hanya sebagai pembaca pasif, melainkan meningkat menjadi pembaca kritis yang mempertanyakan hakekat diri sebagaimana yang diajarkan oleh Al Quran.
"Karena ukuran kebaikan seseorang tergantung kepada seberapa jauh tingkat interaksinya dengan Al Quran," ujar Peringatan Nuzulul Quran 1435 Hijriah tingkat nasional di Istana Negara, Rabu (16/6) malam.
Lukman menjelaskan, dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas'ud, telah dijelaskan sebaik-baik manusia adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya. Mempelajari dan mengajarkan di sini tentu tidak terbatas dalam konteks bacaan tekstual semata.
"Mempelajari dan mendalami seluruh kandungan Alquran dalam berbagai seginya secara utuh, komprehensif." katanya.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ahmad Tibraya menambahkan, perayaan Nuzulul Quran sudah sepatutnya dijadikan momentum untuk merenungkan kembali pesan-pesan Allah dalam kitab-Nya.
Al Quran merupakan pegangan dalam hidup dan petunjuk dalam mengarahkan kehidupan manusia ke jalan yang benar. "Agar diperoleh kebahagiaan di dunia dan diakhirat," kata Ahmad. Menurut Ahmad, Al Quran memiliki banyak fungsi.
Lima fungsi tersebut diantaranya memberikan petunjuk bagi manusia, pembeda antara yang baik dan buruk, membawa rahmat bagi kehidupan, memberikan cahaya dan penyembuh bagi penyakit hati. Al Quran juga memberikan spirit bagi Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin agama dan pemimpin negara.
"Mari kita membumikan Al Quran dengan membaca, memperlajari, memahami dan mengamalkan ajarannya," kata Ahmad Tibraya.