REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono mengatakan daya saing komoditas ikan hias melebihi ikan tuna sehingga jangan diremehkan.
"Ikan hias selalu dipandang sebelah mata, padahal ternyata ikan hias itu daya saingnya lebih tinggi dibanding tuna," kata Suseno Sukoyono dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (15/7).
Untuk itu, menurut Suseno, pihak KKP juga akan memberikan keberpihakan dan porsi yang lebih besar kepada komoditas ikan hias. Ia mengatakan, pihaknya telah memberikan insentif nonmoneter antara lain membentuk pusat pelatihan kewirausahaan dan menginisiasi terbentuknya jaringan bisnis alumni pelatihan.
Sedangkan untuk negara sasaran ekspor, ujar dia, juga telah beralih dari Singapura ke Tiongkok. "Kami melihat Tiongkok memiliki pemikiran bisnis yang progresif untuk komoditas ikan hias," katanya.
Sebelumnya, perkembangan bisnis ikan hias di Indonesia dinilai sebagai salah satu produk perikanan nonkonsumsi mengalami perkembangan cukup pesat serta memiliki prospek ekonomi menjanjikan.
Menurut Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung, pencapaian nilai perdagangan produk perikanan nonkonsumsi sebesar Rp 1,789 triliun (119 persen) pada tahun 2013 dari target Rp 1,5 triliun.
Dari 17 komoditas yang ditangani oleh Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi- Ditjen P2HP, nilai perdagangan produk nonkonsumsi terbesar pada tahun 2013 adalah ikan hias sebesar Rp 819 miliar (46 persen), tepung ikan (611 miliar atau 34 persen) dan rumput laut nonkonsumsi dengan nilai sebesar Rp 74 miliar (4 persen).