REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Warga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bekerja di luar negeri cukup besar. Jumlahnya kata Wakil Gubernur NTB, HM Amin SH MSi, mencapai 30.000 orang.
"Setahun mereka bisa hasilkan devisa antara Rp 2 triliun - Rp 3 triliun," kata Amin di Mataram, Senin (14/7).
Hal itu dikemukakan Amin di sela-sela acara berbuka puasa bersama anak-anak kurang mampu se Pulau Lombok. Kegiatan itu digelar oleh PT Telkomsel, terkait Safari Romadon PT Telkomsel.
Menurut Amin, para TKI yang bekerja di luar negeri tersebar di beberapa negara, yakni Malaysia, Hongkong, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya. Sebagian besar mereka masih bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Karena itu menurut Amin, program telepon ke luar negeri dengan biaya murah, yang diluncurkan Telkomsel, sangat membantu para TKI berkomunikasi dengan keluarganya di Lombok.
Sebelumnya, Direktur Sales PT Telkomsel, Mas'ud Khamid mengatakan, pihaknya akan memberikan kemudahan berkomunikasi bagi masyarakat NTB yang bekerja di luar negeri. Karena itu PT Telkomsel meluncurkan layanan menelpon ke luar negeri dengan biaya murah.
Program kartu As two in one itu sebutnya, khusus untuk percakapan Lombok-Malaysia dan Lombok-Hongkong. Kartu As two in one punya dua nomor, masing-masing satu nomor untuk berkomunikasi dengan nomor di luar negeri dan satu lagi nomor untuk berkomunikasi dengan nomor di Indonesia. "Sehingga biayanya seperti menelpon di Indonesia," kata Mas'ud.
Kartu As two in one, Senin petang diperkenalkan kepada masyarakat NTB. Bahkan Wagub NTB, Amin, sempat mencoba berkomunikasi dan bercakap-cakap dengaan Nunik Astuti, TKW asal NTB yang bekerja sebagai kepala juru masak pada sebuah restoran di Kuala Lumpur. Biaya menelpon dengan kartu As ke Malaysia hanya Rp 3000 per sepuluh menit. Sedangkan ke Hongkong Rp 3500 per lima menit.
"Selain murah, suara yang diberikan kartu As two in one juga jernih," kata Yetty Kusimawati, Executive Vice President Telkomsel Area Jawa Bali