REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Listrik di Bali pada Sabtu (12/7) malam, sekitar 20.50 wita sempat padam, dan berangsur-angsur pulih kembali 29 menit kemudian. Hal itu dikarenakan ada gangguan jaringan di jalur Situbondo-Banyuwangi Jawa Timur. Akibatnya, suplay jaringan kabel bawah laut Jawa Bali terganggu.
"Jadi tidak ada sabotase atau gangguan teror terkait pelaksanaan pemilu," kata Humas PLN Distribusi Bali, Wayan Redika, Ahad (13/7)
Kepada Republika, Redika menjelaskan, Bali memiliki daya mampu listrik sekitar 900 mega watt. Masing-masing disuplai dari jaringan kabel bawah laut Jawa-Bali sebesar 400 mega watt dan selebihnya dari pembangkit listrik yang ada di Bali.
Akibat hujan yang lebat, terjadi gangguan jaringan di Situbondo-Banyuwangi, sehingga pasokan listrik ke Banyuwangi berkurang. Akibat kondisi itu lanjut Redika, pasokan ke jaringan kabel bawah laut Jawa-Bali juga jadi terhenti. Namun setelah gangguan berhasil diketahui dan diisolasi, pasokan listrik di Bali berangsur normal.
"Sekarang sudah normal, tidak ada masalah lagi. Karena jaringan yang terganggu di Situbondo sudah berhasil ditangani," kata Redika.
Dikatakannya, saat terjadinya gangguan, beban puncak listrik di Bali sebesar 640 megawatt. Sehingga sebutnya, begitu suplai listrik dari kabel bawah laut keluar dari sistem, Bali kehilangan daya mampu sebesar 400 megawatt dan yang tersisa sebesar 500 megawatt. Akibat berkurangnya daya mampu itu, di sebagian daerah di Bali mengalami pemadaman.
Menurut Redika, saat terjadi gangguan, pembangkit listrik di Bali dalam keadaan siap, sehingga beberapa menit kemudian listrik di beberapa kawasan mulai menyala. Yang pertama listriknya hidup kembali di wilayah Melaya, Kabupaten Jembrana, yang terakhir adalah kawasan pantai Sabha, Kabupeten Gianyar.
"Sekarang semuanya sudah normal kembali, dan tidak ada wilayah yang listriknya belum menyala," katanya