REPUBLIKA.CO.ID, KARAANGANYAR -- Jelang perayaan lebaran, petani di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, dihadapkan persoalan serangan hama padi. Puluhan hektar tanaman padi di sana meranggas mati, karena diserang hama wereng coklat.
Serangan hama pernah terjadi sebulan lalu. Kini, masih terjadi. Dan, serangan kian meluas. Petani Desa Klodran dan Desa Baturan, misalnya, terpaksa mengganti padi terserang hawa wereng dengan padi baru. ''Kalau tanam kembali seperti ini, berarti menambah pengeluaran keuangan lagi,'' kata Suparno (50), seorang petani.
Kendati lahan pertanian sudah ditanam bibit baru, bukan menjamin tanaman sudah aman dari serangan hama. Petani masih saja rasa khawatir, begitu bibit tanaman bersemi diserang hama wereng lagi.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Colomadu, Sukarjoko, mengungkapkan, serangan hawa wereng meluas di dua desa. Pekan lalu, wereng menghabiskan lahan pertanian sawah seluas 15 hektar di Desa Klodran dan Desa Baturan. ''Serangan wereng semakin mengganas hanya dalam waktu tiga hari,'' tambahnya.
Sekarang, di Desa Baturan sudah sampai delapan hektar yang terkena wereng. Padahal, dua hari lalu lima hektar. Kemudian, Desa Klodran meluas sekitar 12 hektar. Total di dua desa itu sudah 20 hektar terserang.
Petani tak tinggal diam dan pasrah tanaman mati meranggas. Lahan diolah kembali, dan ditanam bibit padi baru lagi. Petani dihadapkan pada pilihan sulit. Mereka terpaksa 'berjudi' melawan nasib. Ini agar dalam tempo tiga bulan bisa panen. Tapi, kalau serangan wereng masih terjadi, petani semakin buntung.
''Petani memang gambling, karena sewaktu-waktu bisa diserang lagi. Apalagi, kalau werengnya sudah meluas. Hama bisa cepat datang bersama angin malam,'' kata Sukarjoko.
Ia juga menyayangkan, respon dari petugas pengamat hama di lapangan. Petugas sudah dilapori petani, namun tindakan pencegahan kurang cepat. Hama wereng lebih dulu menghabiskan lahan pertanian dibanding langkah petugas.
Tanaman padi usia rata-rata berumur tiga minggu yang diserang hama. Begitu diserang, tanaman meranggas dan menguning. Dua hari kemudian tanaman mati. ''Kalau penanganan terlambat, habislah sudah tanaman padi. Respon dari pemerintah lambat''.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Dispertanbunhut) Kabupaten Karanganyar, Siti Maesaroh, meminta petani untuk selalu berkoordinasi dengan petugas pengendali hama dan PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) di desa atau kecamatan. Setiap terjadi serangan langsung dilakukan penyemprotan ke lahan terserang. Hanya saja, kendala mungkin terjadi jika laporan petani tidak segera sampai ke Dinas pertanian.
Siti bilang, ''kami selalu siapkan pestisida untuk petani. Jadi, segera melapor saja ke petugas lapangan, agar segera ditindaklanjuti. Begitu kami terima laporan, segera ditindaklanjuti''