Kamis 10 Jul 2014 23:15 WIB

Tiga Lembaga Survei tak Hadiri Undangan Persepi

Lembaga survei (ilustrasi)
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Lembaga survei (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga lembaga survei anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) yang hasil hitung cepatnya berbeda pada pemilu presiden 2014 tidak menghadiri undangan asosiasi lembaga survei tersebut.

"Saya mengundang langsung Direktur Eksekutif Puskaptis (Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis) serta pimpinan dua lembaga survei juga diundang oleh teman yang lain, tapi mereka tidak hadir," kata Ketua Umum Persepi Nico Harjanto di Jakarta, Kamis.

Ketiga lembaga survei tersebut adalah Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Lembaga Survei Nasional (LSN), dan Jaringan Suara Indonesia (JSI).

Menurut Nico, Persepi mengundang lembaga-lembaga survei yang melakukan hitung cepat pada pemilu presiden 2014 untuk mempresentasikan hasil hitung cepatnya, berikut dengan data jumlah dan sebaran sampel, metodologi, dan tingkat akurasi.

Dari 11 lembaga survei yang melakukan hitung cepat pada pemilu presiden 2014, kata dia, tiga lembaga survei tidak menghadiri undangan tersebut di sebuah hotel berbintang di Jakarta yakni Puskaptis, LSN, dan JSI.

"Kami mengundang lembaga-lembaga survei anggota Persepi untuk menjelaskan bagaimana cara melakukan survei hitung cepat pada pemilu presiden," katanya.

Ia menjelaskan dalam sebuah pemilu yang sama, dalam hal ini pemilu presiden 2014, maka hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei akan menghasilkan kesimpulan yang sama.

Kalaupun ada perbedaan, kata dia, soal angka dan tidak terpaut jauh, yakni tidak sampai melampaui 1,0.

Namun hasil hitung cepat pada pemilu presiden 2014, sebanyak delapan lembaga survei memiliki hasil yang sama yakni kesimpulannya pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menang, sedangkan tiga lembaga survei lainnya kesimpulannya pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menang.

Peneliti pada lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), Jayadi Hanan, menegaskan bahwa hasil hitung cepat yang dilakukan oleh suatu lembaga survei dengan lembaga survei lainnya dalam suatu pemilu yang sama, hasilnya akan sama.

"Kalau hasil surveinya berbeda, tentu ada lembaga survei yang salah. Kesalahan itu bisa dari pengambilan sampel atau memang dimanipulasi," kata Jayadi Hanan.

Peneliti pada lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasby mengatakan jika lembaga-lembaga survei melakukan survei pada pemilu yang sama tapi hasilnya berbeda, sesungguhnya mudah mencari tahu kesalahannya melalui bedah forensik.

Lembaga survei yang benar dan kredibel, menurut dia, tentu ada data responden dan jejak-jejak survei.

"Data-data ini bisa diforensik, sampai ke tingkat terendah di TPS-TPS," katanya.

Hasan menjelaskan bedah forensik terhadap lembaga survei, dilakukan dengan pengecekan ulang pada responden di TPS-TPS, kemudian pengambilan sampel serta metodologinya.

Pada kesempatan tersebut, Hasan mengajak lembaga survei Puskaptis, LSN, dan JSI, yang kesimpulan hitung cepatnya berbeda, untuk melakukan bedah forensik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement