REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung menyatakan kedaulatan pangan sektor perikanan penting bagi negara Indonesia yang berpenduduk banyak.
"Perikanan merupakan penopang utama ketahanan gizi masyarakat," kata Saut Hutagalung, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Indonesia yang selain dikenal sebagai negara maritim tetapi juga negara agraris dengan penduduk hampir 250 juta orang namun masih tergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Untuk itu, ia menegaskan bahwa berbagai pihak harus mendukung penuh program memperkuat kedaulatan pangan agar tidak berakibat pada hilangnya ketahanan gizi suatu generasi bangsa (lost generation).
"Ini tentu sejalan dengan perintah UU no 18/2012 tentang Pangan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan," katanya.
Saut berpendapat bahwa pangan di Indonesia masih lebih dibatasi sebagai beras padahal banyak orang yang tidak menyadari perikanan juga masuk kelompok pangan.
Selain kemajuan yang dicapai, lanjutnya, masih banyak hal yang perlu diperbaiki, ditingkatkan dan dipercepat pelaksanaannya terutama untuk sumber protein hewani dalam menopang kedaulatan dan ketahanan pangan khususnya pangan pokok beras.
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP mengingatkan bahwa selama ini ikan merupakan sumber protein hewani yang utama di Indonesia.
"Sekitar 58 persen kebutuhan protein hewani dalam konsumsi masyarakat kita dipasok dari perikanan bahkan mencapai 70 persen di daerah perdesaan," kata Saut Hutagalung.