Kamis 10 Jul 2014 20:39 WIB

KBRI KL Pulangkan Warga Aceh yang Selamat dari Kapal Tenggelam

Tenggelam di laut (ilustrasi).
Foto: Antara
Tenggelam di laut (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur memulangkan lima warga Aceh yang menjadi korban selamat dari tenggelamnya kapal di lepas pantai di perairan Pulau Carey, Kuala Langat, Selangor, Malaysia, 18 Juni 2014.

Lima warga korban selamat dari kapal tenggelam di Malaysia itu diserahkan Koordinator Fungsi Konselor KBRI Dino Wahyudin kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah di Banda Aceh, Kamis.

Kelima warga Aceh sebagai pekerja ilegal di Malaysia yang diserahkan KBRI itu masing-masing Mustafa (25) asal Idi Rayeuk, Aceh Timur, Mukhtaruddin (24) Kota Langsa, Zarkhasi (29) Aceh utara, Muladi (32) Lhokseumawe dan Murthaza (32) Pidie Jaya.

Kelima TKI ilegal itu mengaku setelah selamat dari musibah kapal, kemudian mencari perlindungan di KBRI di Kuala Lumpur. Perlindungan itu setelah pihak petugas Malaysia melakukan pencarian terhadap mereka yang selamat dari musibah kapal tersebut.

Koordinator Fungsi Konselor KBRI Kuala Lumpur Dino Wahyudin, mengatakan pihak Kedubes berupaya terus menerus menyelesaikan peristiwa musibah kapal tenggelam yang sedang dalam perlayaran dari Malaysia tujuan Tanah Air itu.

"Kami memberikan apresiasi atas tindakan cepat Pemerintah Aceh dengan mengirim utusan untuk membantu kami mengurus para korban, terutama mereka yang meninggal dunia dalam musibah itu," katanya menjelaskan.

Ia menyebutkan, saat ini terdapat sebanyak 62 orang korban selamat dan sedang dalam tahanan karena mereka dinyatakan melanggar hukum Malaysia. Mereka ditahan, karena tertuduh melanggar hukum karena masuk secara tidak resmi ke Malaysia.

Namun, kata Dino atas bantuan pihak KBRI, mereka itu akan dibebaskan pada 18 Juli 2014 setelah satu bulan ditahan pihak berwenang Malaysia. "Setelah proses sidang dan juga upaya dilakukan KBRI, maka mereka hanya dihukum satu bulan penjara," katanya menjelaskan.

"Tapi dalam dua hari ini, Malaysia akan membebaskan dua orang, yakni seorang ibu hamil dan seorang anak. Mereka secapatnya kita dipulangkan ke Aceh agar mereka bisa bersama-sama berkumpul kembali dengan keluarganya," kata dia menambahkan.

Dari musibah itu juga disebutkan 14 orang korban meninggal dunia, 12 diantaranya warga Aceh dan seorang asal Sumatera Utara, sedangkan satu lagi hingga kini tidak terindetifikasi.

Dipihak lain, Dino menyebutkan bahwa Pemerintah Malaysia juga berkomitmen melakukan investigasi kasus tenggelamnya kapal tersebut, sebagai jawaban dugaan pihak tertentu yang menyebutkan kapal itu sengaja ditenggelamkan.

"Pihak kepolisian Malaysia sedang menyelidikinya. Kita menghargai proses penyelidikan yang sedang dilakukan pihak berwenang Malaysia," katanya menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement