REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Jelang arus mudik lebaran, kesiapan infrastuktur di wilayah Subang, Jawa Barat, belum optimal 100 persen. Pasalnya, sampai saat ini masih banyak perlintasan kereta api (KA) yang belum memiliki palang pintu. Kondisi ini, tentunya sangat membahayakan. Mengingat, mobilitas warga setempat melintasi perlintasan tersebut cukup tinggi. Apalagi, saat lebaran.
Kasat Lantas Polres Subang AKP Bariu Bawana, mengatakan, berdasarkan catatan sedikitnya ada 15 titik perlintasan KA yang belum memiliki pintu perlintasan. 14 perlintasan itu, tersebar di sejumlah kecamatan. Yakni, Pabuaran, Purwadadi, Cikaum, Pagaden dan Cipunagara.
"Perlintasan tanpa palang pintu ini sangat membahayakan. Sebab, bisa mengakibatkan kecelakaan," ujarnya, Rabu (9/7).
Seharusnya, menjelang lebaran ini pihak terkait segera menambah palang perlintasan tersebut. Supaya, ketika kereta lewat kendaraan lain yang akan melintasinya bisa berhenti. Dengan begitu, kehadiran palang pintu itu bisa meminimalisasi kecelakaan.
Bila tak menambah pintu perlintasan, lanjutnya, maka PT KAI atau pemkab setempat harus menyiagakan petugas khusus di perlintasan tak berpintu tersebut. Supaya, arus lalu lintas kereta tak terganggu oleh mobilitas warga.
Rasmanto (46 tahun), warga Kecamatan Pagaden, membenarkan bila di wilayahnya ada perlintasan tanpa palang pintu. Dari Pagaden sampai Cipunagara, sedikitnya ada tuluh perlintasan yang belum berpalang pintu. Padahal, sehari-harinya perlintasan tersebut sangat ramai dilalui oleh warga. "Itu membahayakan," ujarnya.
Apalagi, sebelumnya sering terjadi kecelakaan di perlintasan itu. Karena itu, sebelum lebaran pihaknya berharap supaya perlintasan tersebut segera mendapat perhatian. Bila tak ada palang permanen, minimal ada pejaga khusus yang standby di lokasi itu. Terutama, saat arus mudik dan lebaran. Mengingat, di momen itu mobilitas warga cukup tinggi.
Secara terpisah Kepala Stasiun Pagaden PT KAI Daop III Cirebon, Komarudin, membenarkan bila di wilayahnya masih banyak perlintasan yang belum berpalang pintu. Jangankan palang pintu, penjaga khusus juga belum ada. Untuk solusi sementara, pihaknya telah memasang rambu dan spanduk peringatan di setiap perlintasan tanpa palang pintu.
"Kami harap, dengan adanya rambu dan spanduk peringatan kesadaran warga untuk tertib berlalulintas bisa meningkat," ujarnya.