Senin 07 Jul 2014 15:11 WIB

Waspada Peredaran Daging Celeng di Saat Daging Sapi Mahal

Rep: arie lukihardianti/ Red: Asep K Nur Zaman
 Petugas Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon memusnahkan daging celeng ilegal di Cikuasa, Merak, Banten, beberapa waktu lalu.   (Antara/Asep Fathulrahman)
Petugas Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon memusnahkan daging celeng ilegal di Cikuasa, Merak, Banten, beberapa waktu lalu. (Antara/Asep Fathulrahman)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Setelah bulan puasa berjalan sepekan, berbagai harga komoditas pangan mulai turun. Tapi, harga daging sapi masih tinggi dan di beberapa daerah harganya bahkan mencapai Rp 100 ribu per kilogram.

Tingginya harga daging sapi itu dikhawatirkan bisa dimanfaatkan pihak tertentu dengan menyelundupkan daging celeng ke Jawa Barat untuk dioplos atau disamarkan sebagai daging sapi. Maklum, dalam beberapa bulan terakhir isu peredaran daging babi hutan itu, yang dipasok dari Sumatra, telah meresahkan pasar Jakarta.

''Terkait daging celeng sampai saat ini saya belum dapat informasi. Tapi, masyarakat harus hati-hati,'' ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Ferry Sofwan Arif, kepada wartawan, Senin (7/6).

Menurut dia, saat ini ada modus baru yang digunakan oleh oknum yang menyelundupkan daging celeng. Mereka membawa daging tersebut dengan dus biasa dan didistribusikan dengan bus umum, bukan truk pembawa barang. Jadi, sering kali luput dari perhatian. 

''Ini modus baru, kalau pake truk kan bisa mudah ketahuan, karena masuk ke jembatan timbang. Jadi, mereka pakai bus biasa. Indikasinya, berasal dari Sumatra,'' kata Ferry.

Untuk mengawasi kemungkinan peredaran daging celeng itu, Disperindag Jabar melakukan pemantauan bekerja sama dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement