Ahad 06 Jul 2014 17:02 WIB

Wiranto: Indonesia Butuh Pemimpin Bukan Pembesar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Partai Hanura Wiranto
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Hanura Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengingatkan bangsa Indonesia untuk memilih seorang pemimpin dan bukan pembesar dalam menghadapi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014. Menurut dia, seorang pemimpin mampu menyerap apa yang diinginkan rakyat dan melaksanakannya.

"Kalau pembesar itu melaksanakan apa yang diinginkannya, selalu merasa besar, senang dengan simbol simbol kebesaran dan upacar," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (6/7).

Wiranto mengatakan, dalam pendekatan budaya Indonesia khususnya budaya Jawa, ada berbagai pandangan mengenai kepemimpinan dari Jayabaya dan Ronggowarsito yang memprediksi serta menjabarkan kepemimpinan di Nusantara. Pandangan budaya Jawa itu menyebutkan jatuh bangunnya negara tergantung dari pemimpinnya.

Kita, kata Wiranto, memasuki zaman tidak jelas bahkan disebut zaman edan, di mana orang baik dibenci dan orang jahat dipuja. "Rakyat mengalami kebingungan tatkala hukum yang merupakan kesepakatan kolektif bangsa tidak ditaati, penegak hukumnya bengkok, yang salah dan benar menjadi tidak jelas," ucapnya.

Mantan panglima ABRI tersebut menyatakan, Indonesia bisa memasuki zaman membahagiakan, dengan catatan. "Syarat itu adalah ketika ada pemimpin seperti wiku yang sangat sederhana, tidak butuh gemerlapnya kendaraan, pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya, yang selalu bersih, yang hanya ingin rakyatnya bahagia, pemimpin yang hanya tunduk kepada Gusti Allah," kata dia.

Syarat selanjutnya adalah pemimpin yang membuat keputusan berdasarkan kehendak rakyat. Dalam konteks kepemimpinan modern, syarat yang diungkap dalam budaya Indonesia itu pun sangat pas dan cocok. Pasalnya kebijakan itu dilahirkan dengan menyerap keinginan dan opini publik. "Itulah yang menjadi acuan kita dalam memilih pemimpin nasional," ujar Wiranto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement