Jumat 04 Jul 2014 08:35 WIB

Kerusakan Lingkungan Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Dwi Murdianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kerusakan lingkungan (ilustrasi)
Foto: Antara
Kerusakan lingkungan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerusakan lingkungan bisa menghambat pertumbuhan ekonomi. Menteri Lingkungan Hidup dalam sebuah pidato yang diwakili oleh sekretarisnya M.R. Karliansyah mengatakan ketidakseimbangan lingkungan membuat pertumbuhan ekonomi terpaksa harus diimbangi dengan rehabilitasi lingkungan yang tidak murah.

Menurut dia, perusahaan memiliki peranan yang strategis dalam menjaga lingkungan. Penerapan inovasi hijau dalam praktek menajalankan bisnis bukanlah sekedar formalitas atau basa-basi. Partisipasi perusahaan dalam bisnis yang berkelanjutan, kata dia menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Pada tahun 2013 lalu, 56 perusahaan yang mendapatkan proper hijau dan emas dalam pengelolaan bisnis mereka berhasil mengurangi emisi karbon hingga  646 ribu CO2 ton ekivalen,  mampu menghemat 245  juta meter kibik air, dan 11,9 juta ton beban  pencemaran. Alhasil, menurut dia, perusahaan merupakan agen perubahan utama dalam kelestarian lingkungan.

"Ada dua faktor penghambat pertumbuhan ekonomi, salah satunya kualitas lingkungan. Ketidakseimbangan lingkungan membuat manfaat ekonomi tidak sepadan dengan biaya sosial dan dana rehabilitasi yang diperlukan," ujar Karliansyah dalam sebuah penghargaan untuk perusahaan menjalankan praktek CSR, baru-baru ini.

Menurut dia, setiap masyarakat berhak hidup di ruang publik yang sehat. Masyarakat memerlukan ruang yang baik untuk tuimbuh, udara yang sehat dan air yang bersih. Semua itu, tak mungkin bisa diperoleh tanpa adanya partisipasi dari perusahaan dalam menjalabnkan praktek bisnis mereka dengan baik. Pada tahun 2030, kata dia, sekitar 30 persen masyarakat Indonesia terdiri dari kelas mengengah yang menuntut lingkungan yang lebih baik.

"Perusahaan berperan penting dalam mengatasi  dampak lingkungan, pada tahun 2013,  215 perusahaan yang memiliki proper hijau  dan emas berkontribusi dana 1,8 T melalui program pemberdayaan masyarakat, ini  hampir 25 persen anggaran kemensos pada APBN  2014," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement