Kamis 03 Jul 2014 21:18 WIB

PII: Waspadai Kembalinya PKI

HM Sofwat Hadi
Foto: Istimewa
HM Sofwat Hadi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) HM Sofwat Hadi mengajak semua elemen masyarakat, terutama kaum Muslim agar mewaspadai kembali hidupnya Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Karena selain pandai memutarbalikan fakta, PKI itu tidak sejalan dengan ajaran Islam," tandasnya saat menjelang berbuka puasa bersama KB-PII Kalimantan Selatan, di Graha Psadena Banjarmasin, Kamis sore.

"Bukan cuma tidak sejalan dengan ajaran Islam, tapi PKI itu bisa menjadi 'musuh dalam selimut' bagi kaum Muslim," lanjut mantan Kepala Dinas Penerangan Polda Jawa Timur tersebut.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dua periode asal daerah pemilihan Kalsel itu mengungkapkan kelicikan atau kelihaian PKI dalam memutarbalikan fakta, pada tahun 1948 melakukan pemberontakan, namun hasil Pemilu 1955 menjadi partai besar di Indonesia.

Contoh lain kelicikan PKI memutarbalikan fakta yang belakangan termakan oleh sebagian generasi muda Indonesia, yaitu Gerakan 30 September PKI (G.30 S/PKI) adalah sebuah rekayasa Soeharto yang ketika itu sebagai Penglima Komando Strategi Angkatan Daerah (Pangkostrad).

Menurut pensiunan perwira menengah Polri itu, pemutarbalikan fakta bahwa G. 30 S/PKI sebuah rekayasa pemerintahan Orde Baru merupakan dendam orang-orang PKI yang masih hidup bersama anak dan cucunya.

"Apalagi generasi muda sekarang yang mendambakan reformasi, maka akan mudah terbawa arus atau termakan dari pemutarbalikan fakta tersebut. Karena mereka tidak tahu persis atau tak mengalami peristiwa G. 30 S/PKI itu," lanjut mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) tersebut.

Ia mengingatkan, gerakan PKI tersebut tidak mesti dalam bentuk partai politik (parpol) kembali, tapi bisa ganti baju dan menyusup di semua line pemerintahan atau kehidupan bangsa Indonesia.

"Namun yang terpenting bagi mereka, paham komunis yang athisme (anti tuhan) itu bisa eksis, tumbuh dan berkembang kembali di Indonesia yang berdasarkan Pancasila, dimana Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila pertama," demikian Sofwat Hadi.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Wilayah KB-PII Kalsel H Ustadz Chairani Idris dalam tausiahnya berpendapat, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres & pilwapres) 2014 seakan terjadi Perang Badar pada masa Rasulullah Muhammad saw.

"Perang Badar yang terjadi pada tahun kedua hijriah itu, sebuah peperangan untuk menentukan masa depan umat Islam. Nah pilpres & pilwapres kita kali ini juga tidak terlepas dari masa depan nasib kaum Muslim di Indonesia," lanjutnya.

Oleh sebab itu, kaum Muslim, terutama KB-PII agar memilih capres & cawpres yang betul-betul berkomintmen terhadap kelangsungan dan kejayaan umat Islam di Indonesia, pesannya.

"Bagi KB-PII secara organisasi tidak mengarahkan pilihan capres & cawapres. Namun setelah melalui berbagai pertimbangan, maka bagi saya pribadi akan memilih pasangan Prabowo - Hatta untuk presiden dan wakil presiden RI mendatang," demikian Chairani Idris.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement